Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerhana Bulan Total 16 Mei, Bisakah Dilihat dari Indonesia?

Kompas.com - 10/05/2022, 07:00 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu fenomena astronomi yang terjadi pada bulan Mei 2022 adalah Gerhana Bulan Total.

 Dilansir dari Kompas.com, 6 Mei 2022, Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN Andi Pangerang mengatakan, puncak Gerhana Bulan Total pertama di 2022 terjadi pada 16 Mei pukul 11.11.13 WIB/12.11.13 WITA/13.11.13 WIT.

Gerhana itu merupakan gerhana ke-34 dari 72 gerhana dalam siklus Saros 131. Lebar gerhana mencapai 1,4137 kali diameter Bulan untuk umbra dan 2,3725 kali diameter Bulan untuk penumbra.

Dia mengatakan titik pusat Bulan berada di 0,2532 kali diameter Umbra Bumi sebelah selatan titik pusat Umbra Bumi.

"Gerhana ini berlangsung dengan fase penumbral selama 5 jam 18 menit 40 detik (sejak pukul 08.32.11 WIB hingga 13.50.52 WIB), fase parsial selama 3 jam 27 menit 14 detik (sejak pukul 09.27.57 WIB hingga 12.55.11 WIB) dan fase total selama 84 menit 53 detik (sejak pukul 10.29.07 WIB hingga 11.54.00 WIB)," ujar Andi.

Gerhana tersebut bertepatan dengan detik-detik Waisak 2566 BE yang terjadi pada pukul 11.14.10 WIB/12.14.10 WITA/13.14.10 WIB.

Akan tetapi, gerhana itu hanya dapat disaksikan di Benua Amerika, Eropa, Afrika, Timur Tengah, Selandia Baru dan sebagian besar Oseania.

Indonesia tidak mengalami gerhana tersebut karena Bulan sudah di bawah ufuk.

Baca juga: 4 Gerhana Akan Terjadi pada 2022, Satu di Antaranya Menyapa Indonesia

Cara menyaksikan gerhana bulan total

Dilansir Space, Minggu (8/5/2022), sangat mudah untuk menonton gerhana bulan total. Anda hanya memerlukan mata, tapi teropong atau teleskop akan memberi Anda pemandangan yang jauh lebih bagus.

Gerhana dimulai ketika bulan memasuki penumbra, atau bagian luar bayangan bumi yang samar, sekitar satu jam sebelum mulai bergerak ke umbra, bayangan gelap bagian dalam bumi.

Namun, penumbra tidak terlihat oleh mata sampai bulan tenggelam dalam-dalam di dalamnya.

Pemirsa dengan mata tajam dapat melihat penumbra pertama mereka sebagai "noda" samar di bagian kiri piringan bulan pada atau sekitar 22:10 EDT pada 15 Mei (0210 GMT pada 16 Mei), selama bulan berada di atas cakrawala.

Bagian yang paling terlihat dari gerhana ini akan datang ketika bulan mulai memasuki umbra.

Bulan diperkirakan membutuhkan waktu 3 jam, 27 menit dan 58 detik untuk melewati umbra sepenuhnya.

Baca juga: Wilayah yang Bisa Menyaksikan Gerhana Matahari Sebagian pada 30 April

Fase totalitas gerhana akan berlangsung selama 85,5 menit, dimulai sekitar pukul 23:28 EDT pada 15 Mei (0328 GMT pada 16 Mei).

Selama fase totalitas, meskipun bulan akan sepenuhnya terbenam dalam bayangan Bumi, kemungkinan tidak akan hilang dari pandangan.

Sebaliknya, bulan akan tampak berubah menjadi merah tembaga. Hal itu adalah efek yang disebabkan oleh atmosfer bumi yang menekuk atau membiaskan sinar matahari ke dalam bayangan.

Karena bayangan umbral Bumi berbentuk kerucut dan meluas ke luar angkasa sejauh sekitar 864.000 mil (1,39 juta kilometer), sinar matahari akan disaring melalui semacam "matahari terbenam ganda", di sekeliling tepi Bumi, ke dalam bayangannya dan kemudian ke bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com