Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Hepatitis Akut Misterius Berpotensi Jadi Wabah? Ini Kata Kemenkes

Kompas.com - 07/05/2022, 13:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belum selesai dengan pandemi Covid-19, penyakit hepatitis akut yang sedang melanda dunia diduga telah masuk ke Indonesia setelah tiga anak dilaporkan meninggal dunia diduga akibat terinfeksi penyakit misterius ini.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sampai saat ini masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui lebih lanjut penyebab dari penyakit ini.

Sementara itu, hingga 1 Mei 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat ada 228 laporan kasus hepatitis akut misterius dari 20 negara.

Baca juga: Muncul Hepatitis Akut Misterius yang Menular Lewat Saluran Pernapasan, Pakai Masker Tetap Perlu?

Namun, apakah hepatitis akut berpotensi menjadi wabah seperti halnya virus corona?

Hepatitis akut tidak akan jadi wabah

Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan penyakit hepatitis akut misterius tidak akan menjadi wabah.

"Ndak ya sepertinya. Ini sifatnya baru kewaspadaan," ujar dia, singkat, saat dihubungi Kompas.com dikutip Sabtu (7/5/2022).

Lebih lanjut, Nadia melalui laman Kemenkes mengatakan, pihaknya dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta melakukan investigasi kontak untuk mengetahui faktor risiko terhadap tiga kasus hepatitis akut pada anak.

Berdasarkan hasil investigasi kontak terhadap tiga kasus anak yang meninggal dunia tersebut, ketiganya datang ke fasilitas kesehatan pada kondisi stadium lanjut.

"Sehingga, hanya memberikan sedikit waktu bagi tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan pertolongan," papar Nadia.

Baca juga: Hepatitis Akut Misterius: Gejala, Pencegahan, dan Langkah Pemerintah

Masuk kriteria pending klasifikasi

Pada ketiga kasus ini, anak berusia 2 tahun sudah mendapatkan vaksinasi hepatitis, anak usia 8 mendapatkan vaksinasi Covid-19 satu kali dan vaksin hepatitis lengkap, serta anak usia 11 tahun telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dan hepatitis lengkap.

Nadia mengatakan, ketiganya negatif Covid-19, dan berdasarkan hasil investigasi juga didapati bahwa satu kasus memiliki penyakit penyerta.

"Sampai saat ini, ketiga kasus ini belum bisa kita golongkan sebagai penyakit hepatitis akut dengan gejala berat tadi, tetapi masuk pada kriteria pending klasifikasi karena masih ada pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan terutama pemeriksaan adenovirus dan pemeriksaan Hepatitis E yang membutuhkan waktu antara 10 sampai 14 hari ke depan," ucap Nadia.

Selain itu, tambah Nadia, tidak ditemukan riwayat hepatitis dari anggota keluarga lain dari ketiga anak tersebut.

Pun tidak ditemukan anggota keluarga lain yang memiliki gejala sama. Keluhan utama yang disampaikan dari saluran cerna, mengalami keluhan mual, muntah, dan diare hebat.

Baca juga: 114 Temuan Kasus di Jawa Timur Bukan Hepatitis Akut Misterius, Melainkan Sindrom Jaundice

Pencegahan hepatitis akut

Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FK UI), Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp. A menyebutkan bahwa dugaan awal disebabkan oleh Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV, dan lainnya.

Sebagaimana dilansir dari sehatnegeriku.kemkes.go.id, virus tersebut utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernapasan.

Untuk mencegah penularan hepatitis akut melalui saluran pernapasan, bisa dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 seperti memakai masker, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas.

Kemudian, orangtua disarankan untuk meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Untuk mencegah dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun dan pastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi telah matang.

Selanjutnya, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat.

Upaya lainnya yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan hepatitis akut adalah pemahaman orangtua terhadap gejala awal penyakit hepatitis akut.

Baca juga: Apakah Hepatitis Akut Misterius Bisa Menyerang Orang Dewasa?

Gejala awal hepatitis akut

Hanifah pun menyebutkan gejala awal penyakit hepatitis akut, antara lain:

  • Mual
  • Muntah
  • Sakit perut
  • Diare
  • Terkadang disertai demam ringan.

Selanjutnya, gejala akan semakin berat, seperti:

  • Air kencing berwarna pekat seperti teh
  • Buang air besar (BAB) berwarna putih pucat.

Baca juga: Hepatitis Akut Menular Lewat Saluran Cerna dan Napas, Ini Cara Mencegahnya

Penanganan hepatitis akut

Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, orangtua diminta segera memeriksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.

Ditegaskan agar tidak menunggu hingga muncul gejala kuning bahkan sampai penurunan kesadaran.

Sebab, kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi hepatitis sudah sangat berat.

Jika terlambat mendapatkan penanganan medis, maka momentum dokter untuk menolong pasien sangat kecil.

Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama yang solid antara orangtua, tenaga kesehatan, dan fasilitas pelayanan kesehatan agar bisa menemukan gejala hepatitis akut sedini mungkin agar anak segera mendapatkan pertolongan medis.

Baca juga: Tanya Jawab Seputar Hepatitis Akut, Penyakit Misterius yang Dilaporkan di Banyak Negara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com