Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona 18 April: Vaksin Khusus Omicron dari Sinopharm Masuk Uji Klinis

Kompas.com - 18/04/2022, 08:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak negara telah menghapus aturan pembatasan, seiring kondisi pandemi Covid-19 yang semakin terkendali.

Berdasarkan catatan Worldometer, kasus virus corona secara global hingga Senin (18/4/2022) adalah sebagai berikut:

  • Kasus positif: 504.656.180
  • Meninggal: 6.222.757
  • Sembuh: 455.467.998

Selain itu ada 42.965.425 kasus aktif, dengan rincian 42.923.170 (99,9 persen) dalam kondisi sedang dan 42.255 (0,1 persen) kondisi kritis.

Baca juga: Menko PMK: Jangan Sampai Mudik Membawa Oleh-oleh Virus

Kasus Covid-19 di Indonesia

Tren kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia juga terus menurun dalam beberapa pekan terakhir.

Pada Minggu (17/4/2022), Indonesia melaporkan 607 kasus Covid-19.

Tren penurun juga terjadi pada angka kematian akibat Covid-19. Terbaru, sebanyak 22 kematian dilaporkan.

Pemerintah mengatakan, sebagian besar dari mereka yang meninggal belum mendapatkan vaksin lengkap dan memiliki komorbid.

Berikut rincian total seluruh kasus yang sudah dilaporkan hingga Selasa:

  • Kasus positif: 6.039.873
  • Meninggal: 155.866
  • Sembuh: 5.825.729

Selain itu, Indonesia saat ini juga mencatatkan 58.278 yang tersebar di seluruh daerah.

Baca juga: Epidemiolog Ingatkan Pentingnya Mitigasi Penularan Covid-19 Saat Mudik Lebaran

Uji klinis vaksin Covid-19 Sinopharm khusus Omicron

Dua kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh unit China National Biotec Group (CNBG) untuk menargetkan varian Omicron telah disetujui untuk uji klinis sebagai booster di Hong Kong.

Para ilmuwan di seluruh dunia berlomba untuk mempelajari suntikan yang ditingkatkan terhadap Omicron, dikutip dari Channel News Asia.

Pasalnya, data menunjukkan bahwa antibodi yang ditimbulkan oleh vaksin sebelumnya mengindikasikan aktivitas yang lebih lemah untuk menetralkan varian yang sangat menular.

Kedua kandidat tersebut mengandung virus Omicron yang tidak aktif atau "dimatikan".

Ini serupa dengan dua vaksin Sinopharm yang digunakan di China.

Sebuah penelitian di Cina menunjukkan bahwa dosis keempat BBIBP-CorV, vaksin Sinopharm yang sudah ada, tidak secara signifikan meningkatkan tingkat antibodi terhadap Omicron.

Para peneliti mengatakan vaksin baru akan menawarkan alternatif yang lebih baik sebagai penguat di masa depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com