KOMPAS.com - Anak perlu diajari banyak hal dulu hingga bisa melakukan segala sesuatu secara mandiri, termasuk buang air di toilet.
Melatih anak untuk terbiasa buang air kecil maupun besar di toilet, disebut sebagai toilet training.
Semakin cepat bisa buang air di kamar mandi, maka akan mengurangi pemakaian popok pada anak.
Untuk lebih memahaminya, mari membahas sejumlah hal terkait toilet training.
Baca juga: Mengenal Sleep Training, Berikut Manfaatnya untuk Anak
Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tidak ada waktu pasti kapan toilet training dapat dilakukan.
Yang jelas, untuk memulai latihan ini, orang tua harus mengamati anak-anak mereka. Jika sudah menunjukkan tanda-tanda, maka toilet training bisa dimulai.
Berikut tanda anak siap melakukan toilet training:
Dikutip dari Kids Health, sebagian besar anak mulai menunjukkan tanda-tanda tersebut pada usia 18-24 bulan.
Namun, tidak masalah jika tanda-tanda itu baru terlihat melewati usia 24 bulan.
Baca juga: Tingkatkan Perkembangan Otak, Ini Manfaat Mendongeng bagi Anak
Berikut sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk memulai toilet training pada anak:
Baca juga: Jangan Terlalu Lama Duduk di Dalam Toilet, Ini Bahayanya
Proses toilet training mungkin akan memakan waktu cukup lama, sekitar 3-6 bulan, hingga akhirnya berhasil.
Namun bisa juga lebih cepat atau lebih lambat dari itu.
Jika Anda memulainya di usia yang terlalu dini, proses toilet training bisa memakan waktu yang lebih lama.
Yang perlu diingat, ketika toilet training sudah berhasil, bukan berarti anak Anda akan langsung mahir untuk selalu buang air di toilet.
Terkadang, ia bisa saja masih akan mengompol atau buang air besar di celana.