Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Menyebut meskipun Jadi Endemi, Covid-19 Belum Akan Berakhir

Kompas.com - 20/03/2022, 20:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Mengendalikan kasus Covid-19

Dikutip dari Kompas.com, Dicky Budiman yang merupakan epidemiolog asal Griffith University Australia mengatakan hal serupa.

Ia menggambarkan situasi endemi memiliki potensi terjadinya kasus pasien rawat inap dan kematian pasien.

“Endemi itu artinya statis. Angka reproduksinya satu atau di bawah satu, dan itu bukan berarti nol, tapi ada terus. Itu biasanya disepakati angkanya,” terang Dicky.

Oleh karena itu, kondisi endemi bukan menjadi akhir dari pandemi Covid-19. Sebaliknya, endemi justru menjadi awal pengendalian kasus Covid-19 sehingga bisa memasuki level sporadis atau terkendali.

“Terakhir yang harus kita tuju yaitu yang kita sebut sporadis atau terkendali. Itu yang harus kita tuju. Jadi kita harus mengendalikan penyakit menular itu. Bukan mengendemikan,” jelas Dicky.

Baca juga: Transisi Pandemi ke Endemi, Ini Roadmap Pemerintah Hidup Bersama Covid-19

Endemi tidak mengubah tantangan Covid-19

WHO kembali menegaskan, transisi dari pandemi ke endemi juga tidak mengubah tantangan yang akan dihadapi masyarakat di seluruh dunia.

“Berubah dari pandemi ke endemik hanya mengubah label. Itu tidak mengubah tantangan yang kita hadapi,” ujar Mike.

Begitu juga dengan penerapan personal hygene di masyarakat. Pandemi Covid-19 telah memaksa masyarakat untuk mengobah pola perilaku mereka ke arah personal hygene.

Pola perilaku personal hygene tersebut sebaiknya tetap diterapkan meskipun pandemi Covid-19 telah bertransisi ke endemi.

“Sebenarnya tidak ada yang berubah. Semuanya itu mau epidemi, endemi, pandemi, ya perilaku masyarakat 5M itu harus dilakukan,” tutur Dicky.

Sebaliknya, apabila penerapan personal hygene tersebut tidak dilakukan, maka tidak menutup kemungkinan penyakit endemi tersebut kembali menjadi pandemi dengan lonjakan kasus yang signifikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sepanjang Mei, Ada 4 Aturan Baru Pemerintah yang Tuai Kegaduhan Publik

Sepanjang Mei, Ada 4 Aturan Baru Pemerintah yang Tuai Kegaduhan Publik

Tren
Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Tempat Parkir Yerusalem

Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Tempat Parkir Yerusalem

Tren
Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Tren
Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Tren
8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

Tren
4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

Tren
7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

Tren
Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Tren
Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Tren
Mempelajari Bahasa Paus

Mempelajari Bahasa Paus

Tren
7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

Tren
Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Tren
Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Tren
Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com