Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naiknya Harga Minyak Dunia dan Ancaman Melambungnya Harga Tiket Pesawat...

Kompas.com - 19/03/2022, 09:05 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Harga tiket pesawat diprediksi akan mengalami kenaikan seiring dengan tingginya harga minyak mentah di pasar internasional. 

Diketahui, harga minyak kini telah mencapai level tertingginya selama 14 tahun terakhir setelah Rusia menginvasi Ukraina.

Baru-baru ini sejumlah maskapai besar seperti Emirates, Japan Airlines, dan AirAsia telah memberlakukan biaya tambahan pada tiket mereka untuk menutupi biaya bahan bakar jet mereka yang tinggi.

Baca juga: Kenapa Rusia dan Ukraina Perang?

Lalu, berapa jumlah kenaikan tersebut?

Kenaikan harga tiket sampai 10 persen

Dilansir dari BBC, Kepala Eksekutif Delta Air Lines Ed Bastian mengatakan, dampak harga tiket sesungguhnya sangat tergantung pada posisi akhir harga bahan bakar.

Sebelum pandemi, pada 2009, Delta Air Line merupakan maskapai kedua terbesar di dunia berdasarkan jumlah pelanggan dengan 200 juta pelanggan.

Pihak Delta berencana akan memperkenalkan biaya tambahan bahan bakar pada penerbangan internasional dan menaikkan harga tiketnya di wilayah Amerika Serikat (AS).

Nantinya penerbangan domestik di AS akan mengalami kenaikan sekitar 25 dollar AS per tiket dan untuk penerbangan internasional kenaikan akan lebih tinggi.

Kenaikan tersebut berkisar antara 5 persen sampai 10 persen tergantung dengan tingginya harga minyak.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Meroket akibat Invasi Rusia, Mungkinkah Ada Kelangkaan Jilid 2?

Maskapai memborong bahan bakar

Pesawat Boeing 777-300ER milik maskapai penerbangan Emirates Airline di Bandara Internasional Dubai di Dubai, Uni Emirat Arab, 15 Februari 2019.REUTERS/CHRISTOPHER PIKE via VOA INDONESIA Pesawat Boeing 777-300ER milik maskapai penerbangan Emirates Airline di Bandara Internasional Dubai di Dubai, Uni Emirat Arab, 15 Februari 2019.

Bahan bakar adalah salah satu pengeluaran terbesar yang dikeluarkan oleh maskapai penerbangan.

Bos perintis maskapai penerbangan murah di Eropa Ryanair Michael O'Leary mengatakan, akibat melambungnya harga minyak akan membuat harga tiket pesawat mengalami kenaikan pada musim panas ini.

Banyak maskapai mencoba mempersiapkan diri dengan membeli bahan bakar terlebih dahulu.

Baca juga: Selain Garuda Indonesia, Ini Maskapai Penerbangan yang Berikan Masker di Pesawatnya

Easyjet dan British Airways baru-baru ini telah memborong 60 persen dari kebutuhan bahan bakar mereka pada 2022.

Akibat ketidakpastian dari harga minyak internasional tidak membuat Delta akan mencoba membeli bahan bakarnya terlebih dahulu.

"Terkadang Anda menang, dan sering kali Anda kalah," kata Bastian.

Sebaliknya, Delta memiliki perlindungan dengan mempunyai kilang minyak di Pennsylvania, AS. Walaupun masih gagal berupa menjualnya.

Baca juga: Beredar Kabar Maskapai Citilink Berhenti Terbang Mulai 6-17 Mei, Benarkah?

Akibat boikot minyak Rusia

Asap mengepul setelah ledakan di Kota Lviv, Ukraina barat, pada Jumat (18/3/2022). Pasukan Rusia kali ini menghancurkan pabrik perbaikan pesawat di kota Lviv, Ukraina barat, tetapi tidak ada yang terluka, kata walikota. YURIY DYACHYSHYN Asap mengepul setelah ledakan di Kota Lviv, Ukraina barat, pada Jumat (18/3/2022). Pasukan Rusia kali ini menghancurkan pabrik perbaikan pesawat di kota Lviv, Ukraina barat, tetapi tidak ada yang terluka, kata walikota.

Pergerakan harga minyak mentah pada awal Januari masih berada di bawah 80 dollar AS per barrel, namun sekarang sudah mencapai 130 dollar AS per barrel.

Hal tersebut terjadi karena pemerintah AS dan Inggris mengatakan akan mengakhiri penggunaan minyak dari Rusia.

Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional Fatih Birol menyebut perubahan harga minyak dapat terjadi dalam jangka pendek.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Bikin Harga Minyak Naik, Ini Dampaknya bagi Harga BBM di Indonesia

Meningkatnya harga minyak dalam jangka pendek tersebut akan berdampak di segala bidang ekonomi global.

"Saya pikir (minyak) 100 dollar AS yang kita alami hari ini mungkin bukan tingkat harga tertinggi yang akan kita lihat dalam beberapa minggu ke depan," katanya.

Ketika biaya transportasi mengalami kenaikan, maka juga akan membuat biaya pemanas dan listrik akan lebih mahal.

Hal ini memperburuk krisis biaya hidup yang dihadapi banyak negara.

Dia juga ingin negara-negara Timur Tengah termasuk Arab Saudi untuk meningkatkan produksi minyaknya.

Baca juga: Saat Satu Per Satu Negara Arab Jatuh ke Pelukan Israel...

Teknologi bahan bakar fosil

Wisatawan mancanegara tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Senin (7/3/2022). Pemerintah Provinsi Bali mulai menerapkan kebijakan tanpa karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) ke Pulau Dewata dan menerapkan layanan Visa on Arrival (VOA) bagi PPLN khusus yang datang dari 23 negara yang berlaku pada Senin (7/3). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/rwa.
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo Wisatawan mancanegara tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Senin (7/3/2022). Pemerintah Provinsi Bali mulai menerapkan kebijakan tanpa karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) ke Pulau Dewata dan menerapkan layanan Visa on Arrival (VOA) bagi PPLN khusus yang datang dari 23 negara yang berlaku pada Senin (7/3). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/rwa.

Bastian melihat di masa depan akan ada inisiatif untuk mengatasi perubahan iklim dengan memotong emisi karbon pada penerbangan, yang berarti membuat harga minyak dapat menjadi turun.

"Teknologi bahan bakar fosil dan bahan bakar jet yang ada harus pergi, dan kita perlu melakukan investasi itu untuk masa depan menuju masa depan yang berkelanjutan," ujar Bastian.

Hal ini dapat membuat penerbangan memilih bahan bakar yang berkelanjutan seperti biofuel atau alternatif sintetis yang dibuat melalui proses kimia.

Namun, proses tersebut memiliki hambatan biaya produksi bahan bakar pengganti yang lebih tinggi tiga sampai lima kali lipat.

"Skala akan menurunkan biaya dari waktu ke waktu, dan akan membawa lebih banyak modal dari sumber swasta ke dalam eksplorasi dan mencari teknologi baru. Lima tahun ke depan ini sangat penting untuk memastikan kami mendapatkan dukungan pemerintah, tidak hanya di AS tetapi di seluruh dunia," ungkapnya.

Baca juga: Harga BBM Non Subsidi Naik, Apa Saja Jenisnya?

Larangan melewati wilayah Rusia

Dilansir dari CBC, agen perjalanan Uniglobe di Dorval Kanada, Christine Latremoille mengatakan bahwa biaya tambahan bahan bakar di Eropa bisa dua atau tiga kali lipat dari harga normal.

Dia juga menambahkan bahwa masalah tersebut ditambah dengan pembatasan wilayah udara Rusia yang kemungkinan akan berdampak pada rencana perjalanan musim panas.

Banyak rute penerbangan Eropa dan Amerika Utara menuju Asia dengan terbang di atas wilayah Rusia sebagai cara yang paling efisien.

Baca juga: Simak, Berikut Tips agar Mobil Irit BBM

Namun, setelah Rusia menutup wilayah udaranya, maskapai penerbangan tidak mampu untuk menutupi biaya kelebihan bahan bakar melewati rute lain.

Sedangkan CEO Finlndia Finnair Topi Manner memperingatkan bahwa semua penerbangan yang dilakukan maskapai Asia tidak lagi menguntungkan.

"Melewati wilayah udara Rusia memperpanjang waktu penerbangan ke Asia dan dengan demikian, pengoperasian sebagian besar penerbangan penumpang dan kargo kami ke Asia tidak berkelanjutan atau kompetitif secara ekonomi," katanya.

Baca juga: Tanggapan Pertamina soal Video Viral Kecurangan Petugas SPBU Kurangi Jumlah BBM Pelanggan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com