Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, Bagaimana Sejarah Jamu?

Kompas.com - 18/03/2022, 09:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Kerajaan Mahapahit

Berdasarkan Prasasti Madhawapura yang tidak memiliki angka tahun, saat itu terdapat profesi yang disebut sebagai “Acaraki”.

Profesi ini diberikan bagi mereka yang andal dalam meracik jamu.

Seorang Acaraki hari melakukan meditasi dan berpuasa agar ia mendapatkan energi positif saat meracik jamu sehingga dapat menghasilkan jamu yang berkhasiat.

Selain itu, relief di Candi Surowo, Candi Rambi, dan kutipan dari Kita Korawacrama di Jawa Timur juga menunjukkan bahwa kebiasaan minum jamu sering digunakan sebagai pengobaan tradisional.

Baca juga: Diprioritaskan sebagai Wisata Kesehatan, Ini Sejarah Jamu

Perkembangan jamu gendong

Pada masa Kerajaan Majapahit, jamu semakin dikenal oleh masyarakat dan digunakan sebagai obat-obatan tradisional untuk menyembuhkan beragam penyakit.

Olahan jamu ini dibawa oleh pedagang jamu dengan cara digendong.

Jamu yang digendong tersebut merupakan representasi dari lambang kerajaan Majapahit, yakni “Surya Majapahit”.

Saat itu, terdapat 8 jenis jamu, di antaranya kunyit asam, beras kencur, cabe puyang, kunci suruh, kudu laos, uyup-uyup, dan sinom.

Baca juga: Jamu Menjadi Tuan di Negeri Sendiri

Masa penjajahan Jepang di Indonesia

Dilansir dari Portal Informasi Indonesia, tradisi minum jamu sempat mengalami penurunan saat ilmu modern berkembang di Indonesia. Saat itu muncul obat-obatan bersertifikat yang mengubah pola pikir masyarakat.

Akibatnya, minat masyarakat terhadap jamu menurun.

Kendati demikian, pada masa penjajahan Jepang, sekitar 1940-an, tradisi minum jamu kembali populer. Hal itu ditandai dengan diberntuknya Komite Jamu Indonesia.

Perkembangan jamu berangsur-angur mengalami kemajuan.

Baca juga: 5 Obat Tak Lagi Digunakan untuk Pasien Covid-19, Ini Alasannya

Proses pembuatannya tidak lagi secara tradisional, tetapi menggunakan tenologi dan dikemas dalam bentul pil, tablet, dan bubuk instan siap seduh.

Pada 1874 hingga 1990, industri jamu mulai berkembang di Indonesia.

Banyak perusahaan jamu yang bermunculan. Bahkan era itu, pemerintah mengadakan pembinaan-pembinaan agar pelaku industri jamu dapat meningkatkan aktivitas produksinya.

Hingga saat ini, minum jamu masih digemari sebagian masyarakat di Indonesia.

Kendati anak muda yang ingin belajar membuat jamu semakin sedikit, perkembangan jamu di Indonesia membuktikan bahwa jamu merupakan bagian dari hasi budaya Indonesia.

Baca juga: Panduan Memperoleh Obat Gratis dan Akses Telemedisin Pasien Isoman Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com