Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdeteksi di Indonesia, Kemenkes Beberkan Gejala Subvarian Omicron BA.2

Kompas.com - 16/03/2022, 13:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa subvarian Omicron BA.2 sudah terdeteksi di Indonesia sejak awal Januari 2022.

“Subvarian (Omicron BA.2) ini juga sudah ada di Indonesia,” ungkapnya dalam keterangan pers secara virtual pada Senin (14/3/2022).

Bahkan berdasarkan genome sequencing yang telah dilakukan pada 8.302 genome sequencing selama 2 bulan terakhir, subvarian Omicron BA.2 sudah menjadi dominan di Indonesia.

“Di akhir-akhir memang porsi BA.2 ini sudah dominan juga di Indonesia,” imbuhnya.

Baca juga: Apa Itu Subvarian Omicron BA.2, Menyebar di Eropa, Asia, dan Indonesia

Terdeteksi di 19 provinsi

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (15/3/2022), Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mencatat kasus subvarian Omicron BA.2 terdeteksi di 19 provinsi di Indonesia.

“Saat ini varian ini telah terdeteksi di 19 provinsi di Indonesia,” ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.

Kendati demikian, Wiku tidak menyebutkan 19 provinsi mana saja yang sudah mendeteksi kasus subvarian Omicron BA.2.

Berdasarkan laporan data dari GISAID 13 Maret 2022, subvarian Omicron BA.2 di Indonesia telah mencapai 8.302 sequence.

Baca juga: Muncul Subvarian Omicron BA.2, Apa Itu dan Seberapa Berbahaya?

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi DOK. Humas Kemenkes Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi
Secara terpisah, Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebutkan 363 kasus Covid-19 akibat penularan subvarian Omicron BA.2 di Indonesia.

"Kami sampaikan BA.2 sudah 363 varian, tapi memang lebih kecil BA.1.1, BA.1," kata Nadia dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (15/3/2022).

Adapun di beberapa negara seperti Hongkong, Korea Selatan, dan Inggris, peningkatan kasus akibat kemunculan subvarian Omicron BA.2 sudah terjadi. Bahkan, Hongkong mencatat kasus kematian harian tertinggi.

Tingginya angka kematian di Hongkong diketahui lantaran rendahnya cakupan vaksinasi dua dosis pada lansia yang hanya mencapai 26 persen.

Selaras dengan data tersebut, peningkatan pasien Covid-19 di Hongkong juga terjadi pada lansia.

Baca juga: Ditemukan di 40 Negara, Subvarian Omicron BA.2 Lebih Berbahaya?

Gelaja subvarian Omicron BA.2

Gejala subvarian Omicron BA.2 tidak jauh berbeda dengan varian Omicron. Artinya, subvarian Omicron BA.2 ini tidak memiliki gejala baru yang khas.

Dikutip dari Kompas.com, kesamaan gejala tersebut lantaran subvarian Omicron BA.2 masih satu garis keturunan dengan subvarian Omicron.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com