Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Belajar Ojo Dumeh dari Virus Corona

Kompas.com - 16/03/2022, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERSERIKATAN Bangsa-bangsa telah menjalin kesepakatan tentang hak asasi manusia untuk membenarkan setiap insan manusia berhak asasi memiliki keyakinan masing-masing selama keyakinan tersebut tidak merugikan, bahkan menyengsarakan apalagi membinasakan sesama manusia dan/atau merusak alam.

Maka wajar bahwa pada setiap agama bahkan setiap sekte keagamaan memiliki keyakinan masing-masing yang konsisten dan konsekuen diyakini oleh yang meyakini.

Misalnya ada sekte Nasrani yang meyakini bahwa penyakit yang diderita manusia merupakan Kehendak Tuhan.

Maka ada yang tidak percaya kepada vaksin karena percaya bahwa hanya orang yang tidak dikasihi oleh Tuhan yang bisa terkena penyakit.

Terutama di Amerika Serikat terbukti ada saja umat sekte Nasrani tertentu yang bukan hanya tidak percaya kepada vaksin, tetapi juga tidak percaya dokter, apoteker dan perusahaan obat secara menyeluruh.

Maka pada awal pagebluk Corona cukup banyak warga Amerika Serikat menolak vaksin yang tidak mereka percaya manfaatnya.

Termasuk Donald Trump yang pada masa itu masih presiden juga tidak percaya vaksin sampai akhirnya dirinya sendiri terpapar virus Corona.

Pada saat itu para antipatisan Trump euforia mencemooh sang presiden USA sebagai takhayuliwan arogan yang akhirnya harus mengakui bahwa para virus Corona yang sedemikian kecil bahkan mungil terbukti lebih digdaya ketimbang presiden negara yang merasa paling adhikuasa di planet bumi ini.

Gegara Trump terpapar Corona, mereka yang menganggap diri modern maka sadar sains memperoleh kesempatan untuk mengejek bahkan menghujat mereka yang dianggap fanatik konservatif maka ketinggalan jaman.

Namun ternyata para virus Corona yang sekarang bermutasi menjadi Omicron atau Omacron atau entah apa lagi sama sekali tidak diskriminatif maka tidak politis dalam memilih mangsa yang mereka terkam.

Pada hari Minggu 13 Maret 2022, mantan Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama yang lebih dianggap “The Good Guy” ketimbang Donald Trump yang dianggap “The Bad Guy” melalui akun twitter memaklumatkan dirinya positif terpapar virus.

Maka membanjirlah ucapan semoga cepat sembuh dari masyarakat simpatisan Obama. Termasuk saya.

Memang sampai dengan saat menulis naskah ini, saya belum terpapar Corona namun sama sekali bukan berarti bahwa saya kebal Corona.

Setiap saat saya menunggu giliran untuk terpapar Corona meski saya sudah dua kali divaksin, bahkan dua kali dibooster atas kebaikan hati para sahabat.

Sama sekali tidak ada alasan bagi saya untuk merasa takabur karena saya telah belajar ojo dumeh dari virus Corona.

Saya tidak lupa berterima kasih kepada virus Corona yang pada hakikatnya berusaha menyadarkan umat manusia terutama saya untuk senantiasa bersikap ojo dumeh agar jangan bersikap takabur sehingga tega hati merasa senang apabila orang lain menderita.

Virus Corona menyadarkan saya bahwa manusia yang konon paling berkuasa di planet bumi seperti Trump dan Obama juga terbukti tidak berdaya menolak paparan virus Corona.

Saya yakin Putin, Biden, Xi, Boris, Macron, Modi, Kim, Zelenski juga tidak berdaya apabila virus Corona berkehendak memapar mereka. Apalagi saya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com