KOMPAS.com - Ramai unggahan yang menyebut bahwa Indonesia masuk dalam negara paling tinggi dengan kasus Skizofrenia di dunia.
"'How do you describe Indonesia?,'" tulis pengunggah dalam twit-nya, Minggu (13/3/2022).
Twit itu juga dilengkapi dengan tangkapan layar pencarian di situs Google dengan kata kunci: "number 1 schizophrenia country".
Terlihat Indonesia menempati urutan pertama dengan DALY rate 321.870. Negara lain di bawahnya yakni Filipina, Thailand, dan Malaysia.
Hingga Selasa (15/3/2022), twit itu sudah diretwit sebanyak lebih dari 3.000 kali dan disukai sebanyak 25.900 kali oleh pengguna Twitter lainnya.
Bagaimana fakta sebenarnya?
Baca juga: Skizofrenia
Untuk mencari tahu kebenaran informasi tersebut, Kompas.com pun mengetik kata kunci yang serupa dengan yang tertera di unggahan media sosial tersebut.
Muncul tampilan daftar nama negara dengan angka disability-adjusted life years (DALYs) yang dirangkum oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dikutip dari Kemenkes, DALYs merupakan jumlah tahun yang hilang untuk hidup sehat karena kematian dini, penyakit, atau disabilitas
Dilansir dari WHO, pada 2000, WHO menemukan prevalensi dan kejadian skizofrenia secara kasar serupa di seluruh dunia, dengan prevalensi standar usia per 100.000 penduduk mulai dari 343 di Afrika hingga 544 di Jepang dan Oseania untuk pria dan dari 378 di Afrika hingga 527 di Eropa Tenggara untuk wanita.
Disebutkan bahwa angka itu diperoleh dengan menggunakan metode yang tepat dalam diagnosisnya dan populasi yang besar dan representatif.
Namun, dampak skizofrenia cenderung paling tinggi di Oseania, Timur Tengah, dan Asia Timur, sedangkan negara-negara Australia, Jepang, Amerika Serikat, dan sebagian besar Eropa biasanya berdampak rendah
Meskipun kedekatan geografis relatif, tingkat DALYs skizofrenia di Indonesia hampir dua kali lipat dari Australia.
Perbedaan antara tingkat DALYs dan prevalensi mungkin timbul dari perbedaan ketersediaan perawatan medis, seperti tahun hidup dengan gangguan mental membawa nilai DALY secara signifikan lebih tinggi, ketika kondisi itu tidak diobati daripada saat diberi obat.
Sementara itu, diklaim bahwa skizofrenia terjadi pada tingkat yang sama di seluruh dunia, prevalensi dan insidennya bervariasi di seluruh dunia, di dalam negara, di tingkat lokal, dan lingkungan.
Baca juga: Mengenal Skizofrenia, Gangguan Jiwa yang Pengaruhi Kehidupan Sosial