Kendati telah ditemukan di beberapa negara, kasus Deltacron ini masih jarang terjadi.
Sejumlah ahli menduga rekombinasi Delta-Omicron ini tidak akan menimbulkan masalah yang signifikan.
Bahkan, para peneliti mengimbau agar masyarakat tidak pelu khawatir atas kemunculan varian Deltacron.
"Ini (Deltacron) telah terlihat di Inggris beberapa kali, dan sejauh ini tampaknya sangat langka di dunia dan hanya beberapa kasus di antara jutaan Omicron," kata Dr Jeffrey Barrett, yang sebelumnya merupakan pemimpin inisiatif genomik Covid-19 di Wellcome Trust, dikutip dari Kompas.com, Minggu (13/3/2022),
“Jadi saya rasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan saat ini, meski saya yakin akan terus dipantau,” imbuhnya.
Selain masih jarang terjadi, varian Deltacron secara resmi juga belum bisa dikatakan sebagai ‘varian’.
"Disebut ‘varian’ jika menghasilkan sejumlah kasus yang besar," kata William Hanage, ahli epidemiologi di Harvard TH Chan School of Public Health.
"Jadi tidak menimbulkan banyak kasus, masyarakat tidak perlu khawatir," imbuhnya.
Meskipun kasus varian Deltacron sudah terkonfirmasi, namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa tingkat keparahan virus Corona yang terjadi di masyarakat tidak mengalami perubahan.
Artinya, tingkat keparahan pasien Covid-19 masih sama seperti varian sebelumnya yang telah mendominasi, yakni Omicorn.
Selain itu, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) juga menyatakan, varian Deltacron tidak menunjukkan tingkat pertumbuhan yang mengkhawatirkan.
Kendati demikian, Pimpinan Teknis WHO untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove mengatakan, pihaknya tetap melakukan tracking dan terus mengkaji varian Deltacron ini sebagaimana ditulis dalam laman twitter-nya.
Baca juga: Berapa Lama Masa Isolasi Mandiri untuk Pasien Omicron?
Diberitakan Kompas.com, Senin (14/3/2022), Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander Ginting mengatakan, kasus varian Deltacron belum ditemukan di Indonesia.
"Sampai saat ini belum dilaporkan oleh lab biomolekuker Indonesia," ujarnya.
Kendati demikian, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menjaga diri dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) sesuai anjuran Satgas Covid-19.
Upaya tersebut dimaksudkan untuk mencegah kemunculan rekombinasi varian Deltacron di Indonesia.
Baca juga: Efek Samping Sinopharm yang Resmi Jadi Regimen Vaksin Booster Covid-19
(Sumber: Kompas.com/Diva Lufianan Putri, Luthfiana Ayu Azanella, Alinda Hardiantoro | Editor: Inten Esti Pratiwi, Rizal Setyo Nugroho)