Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta tentang Varian Deltacron, Apa Saja?

Kompas.com - 15/03/2022, 10:12 WIB
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Kendati telah ditemukan di beberapa negara, kasus Deltacron ini masih jarang terjadi.

Sejumlah ahli menduga rekombinasi Delta-Omicron ini tidak akan menimbulkan masalah yang signifikan.

Bahkan, para peneliti mengimbau agar masyarakat tidak pelu khawatir atas kemunculan varian Deltacron.

"Ini (Deltacron) telah terlihat di Inggris beberapa kali, dan sejauh ini tampaknya sangat langka di dunia dan hanya beberapa kasus di antara jutaan Omicron," kata Dr Jeffrey Barrett, yang sebelumnya merupakan pemimpin inisiatif genomik Covid-19 di Wellcome Trust, dikutip dari Kompas.com, Minggu (13/3/2022),

“Jadi saya rasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan saat ini, meski saya yakin akan terus dipantau,” imbuhnya.

Selain masih jarang terjadi, varian Deltacron secara resmi juga belum bisa dikatakan sebagai ‘varian’.

"Disebut ‘varian’ jika menghasilkan sejumlah kasus yang besar," kata William Hanage, ahli epidemiologi di Harvard TH Chan School of Public Health.

"Jadi tidak menimbulkan banyak kasus, masyarakat tidak perlu khawatir," imbuhnya.

Baca juga: Rincian Syarat Terbaru Naik Pesawat, Kapal, Kereta Api, dan Transportasi Darat Lainnya, Tanpa PCR-Antigen

3. Tidak memunculkan gelombang

Meskipun kasus varian Deltacron sudah terkonfirmasi, namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa tingkat keparahan virus Corona yang terjadi di masyarakat tidak mengalami perubahan.

Artinya, tingkat keparahan pasien Covid-19 masih sama seperti varian sebelumnya yang telah mendominasi, yakni Omicorn.

Selain itu, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) juga menyatakan, varian Deltacron tidak menunjukkan tingkat pertumbuhan yang mengkhawatirkan.

Kendati demikian, Pimpinan Teknis WHO untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove mengatakan, pihaknya tetap melakukan tracking dan terus mengkaji varian Deltacron ini sebagaimana ditulis dalam laman twitter-nya.

Baca juga: Berapa Lama Masa Isolasi Mandiri untuk Pasien Omicron?

4. Deltacron belum ditemukan di indonesia

Diberitakan Kompas.com, Senin (14/3/2022), Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander Ginting mengatakan, kasus varian Deltacron belum ditemukan di Indonesia.

"Sampai saat ini belum dilaporkan oleh lab biomolekuker Indonesia," ujarnya.

Kendati demikian, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menjaga diri dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) sesuai anjuran Satgas Covid-19.

Upaya tersebut dimaksudkan untuk mencegah kemunculan rekombinasi varian Deltacron di Indonesia.

Baca juga: Efek Samping Sinopharm yang Resmi Jadi Regimen Vaksin Booster Covid-19

(Sumber: Kompas.com/Diva Lufianan Putri, Luthfiana Ayu Azanella, Alinda Hardiantoro | Editor: Inten Esti Pratiwi, Rizal Setyo Nugroho)

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 7 Vaksin Covid-19 yang Paling Banyak Dipakai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com