Kandungan paracetamol dalam kopi-kopi tersebut tidak diketahui secara jelas dosisnya.
Padahal, konsumsi paracetamol melebihi dosis yang dianjurkan (overdosis) dapat menyebabkan gangguan sistem organ hati.
Efek samping parasetamol bisa menilbulkan gejala alergi serius seperti ruam, gatal, bengkak di wajah, lidah, atau tenggorokan, pusing, hingga kesulitan bernapas.
Sedangkan, efek fatal fatal yang dapat ditimbulkan dari konsumsi parasetamol adalah kerusakan hati dan ginjal.
Sementara itu, sildenafil merupakan nama generik atau zat aktif, yang secara klinis digunakan untuk mengatasi impotensi atau disfungsi ereksi pada pria.
Overdosis sildenafil dapat berakibat pada kesulitan napas, pingsan, penurunan fungsi pengelihatan dan pendengaran, serta ereksi yang terjadi selama 4 jam atau lebih.
Bagi penderita sakit jantung, konsumsi obat kimia sildenafil yang berlebihan dapat mengakibatkan nyeri di dada, rahang, lengan kiri, pusing, dan mual.
Dengan kata lain, kegunaan sildenafil yang terkandung dalam kopi kemasan tersebut biasanya terdapat pada obat-obat viagra.
Penny menjelaskan, penggunaan bahan pangan yang mengandung bahan kimia obat ini berisiko pada kesehatan seperti gangguan jantung, gangguan hati, hingga menyebabkan kematian.
Baca juga: Bahaya Kopi yang Mengandung Sildenafil dan Paracetamol Temuan BPOM
Mengutip pemberitaan Kompas.com, Sabtu (5/3/2022), saat diperiksa, kopi saset tersebut tertera izin BPOM pada ketiga kemasannya.
Namun, Penny memastikan bahwa izin tersebut adalah palsu.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati terhadap produk-produk tertentu meskipun di kemasannya sudah tertera izin BPOM.
Sebab, tidak menutup kemungkinan produsen memalsukan izin BPOM-nya.
"Itulah kenapa kita perlu mengecek BPOM mobile, kalaupun kita sudha melakukan check kemasan, label, kedaluwarsa, tapi tetap harus cek kembali apa betul izin edarnya itu adalah betul-betul tidak palsu," ujar Penny.