Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masker Anak: Usia yang Dianjurkan Pakai hingga Rekomendasi Dokter

Kompas.com - 22/02/2022, 15:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penggunaan masker sangat penting, karena dinilai ampuh untuk mencegah penularan Covid-19.

Terdapat berbagai jenis masker, seperti N95, KN95, hingga masker bedah ataupun medis.

Namun, bagaimana untuk anak-anak?

Masker untuk anak harus diperhatikan mengingat kemampuan penyebaran varian Omicron yang jauh lebih cepat daripada varian Covid-19 sebelumnya.

Berikut rekomendasi dari dokter spesialis anak:

Baca juga: Baby Walker untuk Anak Belajar Berjalan, Amankah?

Penjelasan dokter spesialis anak

Dokter spesialis anak dari Mayapada Hospital Tangerang dr. Marlyn Vevilia Malonda, Sp.A memberikan penjelasannya.

Rupanya, masker hanya direkomendasikan untuk anak usia di atas 2 tahun. Hal ini sebagaimana juga disarankan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Rekomendasi pemakaian masker untuk saat ini masih untuk anak di atas 2 tahun," kata Marlyn kepada Kompas.com, (10/2/2022).

Ada sejumlah alasan, mengapa bayi hingga usia 2 tahun belum dianjurkan menggunakan masker.

Pertama adalah alasan kondisi fisiknya.

"Saluran napas masih terlalu kecil sehingga dapat meningkatkan risiko buruk sperti kondisi tercekik atau sufokasi, karena mereka belum memahami esensi penggunaan masker yang sesungguhnya," jelas Marlyn.

Yang kedua adalah kurang efektif secara fungsi. Hal ini karena mereka mungkin akan merasa risih dengan keberadaan masker menutup mulut dan hidunfnya, sehingga kerap melepasnya.

"Bayi sering menyentuh masker yang digunakan sehingga efek perlindungan masker yang diharapkan tidak maksimal," papar dia.

Selain menggunakan masker, ada cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk meminimalisasir dampak anak terpapar virus.

Baca juga: Kenali, Ini Gejala Omicron pada Anak dan Orang Dewasa

Alternatif pengganti masker

Cara alternatif selain masker untuk anak adalah dengan mengenakan pelindung wajah.

"Menyiasatinya maka pada anak di bawah 2 tahun bisa gunakan faceshield anak yang banyak tersedia saat ini," kata Marlyn.

Sementara pada bayi yang masih menggunakan kereta dorong, maka orang tua bisa memasangkan lapisan plastik bening pada kereta dorong sang anak.

Hal ini penting dilakukan, khususnya saat anak diajak bepergian.

Cara lain yang lebih efektif adalah dengan melakukan pencegahan melalui orang-orang terdekatnya.

"Untuk melindungi keleompok rentan tersebut (anak usia di bawah 2 tahun) ada baiknya tetap di rumah adalah pilihan terbaik," ujar Marlyn.

"Jaga jarak, untuk menghindari paparan droplet, orang tua dan pengasuh harus rajin cuci tangan saat akan menyentuh bayi," lanjutnya.

Marlyn menegaskan, untuk saat ini penggunaan masker baru direkomendasikan untuk anak usia 2 tahun ke atas dan dewasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com