Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona 22 Februari: Kasus Harian Turun Tajam, Kematian Tetap Tinggi

Kompas.com - 22/02/2022, 09:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Inggris

Dikutip dari CNN, Senin (21/2/2022), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, pihaknya berencana untuk mengakhiri aturan isolasi diri dan penyediaan tes virus corona gratis di Inggris.

Rencana itu disampaikan Boris setelah Ratu Elizabeth II dinyatakan positif Covid-19 pada Minggu (20/2/2022).

Menurut Johnson, sebaiknya Inggris mengakhiri semua pembatasan hukum dan mulai "hidup dengan Covid", meski pandemi belum berakhir.

"Covid-19 tidak akan tiba-tiba menghilang," kata Johnson.

Kendati begitu, pemerintah akan terus memantau varian baru yang lebih berbahaya dan menjaga infrastruktur tertentu untuk mengidentifikasi setiap mutasi virus.

"Hari ini bukan hari dimana kita bisa mendeklarasikan kemenangan atas Covid, karena virus ini tidak akan hilang. Tapi ini adalah hari di mana semua upaya dua tahun terakhir akhirnya memungkinkan kita untuk melindungi diri kita sendiri sambil memulihkan kebebasan kita sepenuhnya," ujar Johnson pada Senin (21/2/2022).

Baca juga: Ini Negara yang Melonggarkan Prokes, Tak Mewajibkan Masker dan Menggelar Konser

Iran

Melansir ABC, Selasa (22/2/2022), Iran mengembalikan 820.000 dosis vaksin virus corona yang disumbangkan oleh Polandia karena diproduksi di Amerika Serikat.

Informasi itu disiarkan melalui TV pemerintah pada Senin (21/2/2022).

Pihak TV mengutip Mohammad Hashemi, seorang pejabat di Kementerian Kesehatan negara itu, yang mengatakan bahwa Polandia menyumbangkan sekitar satu juta dosis vaksin AstraZeneca Inggris-Swedia ke Iran.

“Tetapi ketika vaksin tiba di Iran, kami menemukan bahwa 820.000 dosis yang diimpor dari Polandia berasal dari Amerika Serikat,” ujar Hashemi.

“Setelah berkoordinasi dengan duta besar Polandia untuk Iran, diputuskan bahwa vaksin akan dikembalikan,” lanjut dia.

Sementara, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa negara menolak segala kemungkinan vaksin AS atau Inggris, dan menyebutnya "terlarang" sejak 2020.

Saat ini, Iran hanya mengimpor vaksin Barat yang tidak diproduksi di AS atau Inggris.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com