Dilansir dari laman Boeing, F-22 Raptor adalah salah satu pesawat tempur armada Angkatan Udara AS.
F-22 Raptor diklaim menghadirkan kombinasi siluman, kecepatan, kemampuan manuver, dan kemampuan perang yang kuat.
Serangkaian sensor dan senjata yang disebut sangat mematikan menjamin dominasi udara dan mendukung misi yang sedang dijalankan.
Boeing bermitra dengan Lockheed Martin untuk merancang dan memasang upgrade modernisasi untuk F-22 Raptor, yang memungkinkan pilot untuk mempertahankan superioritas di udara.
Selain dukungan logistik berbasis kinerja pada beberapa komponen F-22, Boeing juga menyediakan pelatihan pilot dan pemeliharaan untuk memastikan kesiapan misi sepanjang waktu.
Sistem pelatihan pemeliharaan F-22 mencakup serangkaian perangkat pelatihan fidelitas tinggi, laboratorium, dan ruang kelas yang menyediakan pelatihan pemeliharaan teoretis dan langsung.
Baca juga: Spesifikasi dan Harga Jet Tempur Rafale Perancis yang Akan Dibeli Indonesia
Pada pertengahan 1990-an, Boeing bekerja sama dengan Lockheed Martin untuk mengembangkan dan membangun F-22, pesawat tempur taktis yang menggabungkan kemampuan siluman, avionik terintegrasi, dan kemampuan manuver.
Pembangunan F-22 dimaksudkan sebagai pengganti F-15 sebagai dominasi garis depan AS dalam menyerang basis pertahanan musuh.
Produksi pertama F-22 diresmikan 9 April 1997, pada upacara peluncuran yang diselenggarakan oleh Lockheed Martin, Boeing, dan Pratt & Whitney.
Lockheed Martin Aeronautical Systems, sebuah divisi dari Lockheed Martin Corp, yang berbasis di Marietta, Georgia, AS, bertanggung jawab atas beberapa hal.
Mulai dari manajemen program, badan depan yang terintegrasi (bagian hidung) dan badan pesawat depan, termasuk kokpit dan saluran masuk, tepi terdepan sayap, sirip dan stabilator, penutup, aileron dan roda pendarat, dan perakitan akhir pesawat.
Lockheed Martin Tactical Aircraft Systems, yang berbasis di Fort Worth, Texas, bertanggung jawab atas badan pesawat tengah, navigasi terintegrasi dan sistem peperangan elektronik, sistem komunikasi, navigasi, dan identifikasi, dan sistem pendukung senjata.
Boeing di Seattle, Washington, membangun sayap dan badan pesawat belakang, termasuk struktur yang diperlukan untuk pemasangan mesin dan nozzle, dan bertanggung jawab atas integrasi avionik, 70 persen perangkat lunak misi, dan sistem pelatihan.
Baca juga: Spesifikasi Pesawat Latih Tempur TNI AU T-50i Golden Eagle dari Korea Selatan