Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Kembali Ingatkan OTG Masih Berpeluang Tularkan Covid-19

Kompas.com - 11/02/2022, 07:04 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Satgas Penanganan Covid-19 mengingatkan masyarakat bahwa orang yang tidak bergejala atau OTG masih berpeluang menularkan virus corona.

Di tengah melonjaknya kasus Covid-19 beberapa waktu belakangan ini, faktanya tidak semua kasus positif di lapangan dapat terdeteksi 100 persen.

Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan bahwa kasus positif Covid-19 dapat dibagi menjadi dua, yaitu bergejala dan tanpa gejala.

"Hal ini berarti, orang yang tampak sehat-sehat saja belum tentu terbebas dari infeksi Covid-19," kata Wiku saat konferensi pers Penanganan Covid-19 dan diunggah di laman YouTube Setpres, Kamis (10/2/2022).

Baca juga: Kenali Perbedaan Gejala Omicron dengan Flu Biasa, Apa Saja?

Kendati demikian, secara global, Wiku menyampaikan bahwa jumlah kasus positif orang tanpa gejala (OTG) prosentasenya lebih sedikit daripada kasus yang bergejala.

"Di lainnya juga menunjukkan bahwa peluang timbulnya kasus positif pada kontak erat kasus positif tanpa gejala akan sekitar 3-25 persen lebih rendah daripada kontak erat kasus positif yang bergejala," ujar Wiku.

Hal ini mengingat gejala yang ada seperti batuk, bersin dapat memperbesar peluang penularan dibandingkan pada orang yang tidak batuk dan tidak bersin.

Meski demikian, jika tidak diantisipasi dengan baik, risiko penularan orang tanpa gejala (OTG) akan menimbulkan kenaikan kasus secara signifikan.

Baca juga: Berikut Gejala Omicron dan Pengobatannya

Kasus orang tanpa gejala

Menurut study di cina, orang tanpa gejala (OTG) dapat menyumbangkan sekitar 24 persen dari keseluruhan penularan yang terjadi.

"Tantangan lain yang harus kita perhatikan bersama, bahwa dengan teknologi saat ini, kemampuan orang positif termasuk OTG untuk menulari orang lain belum dapat diukur dengan pasti," ungkap Wiku.

Strategi lain yang dapat dilakukan dalam menanggulangi penularan yang semakin masif, imbuhnya adalah dengan mengantisipasi keberadaan kasus tanpa gejala.

"Yaitu dengan cara meningkatkan rasio kontak erat atau jumlah orang yang diidentifikasi sebagai suspect kasus," katanya lagi.

Baca juga: Aturan Terbaru Sekolah Tatap Muka di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19: Orangtua Diberi Pilihan

Kesadaran OTG tidak lebih baik dari pasien bergejala

Wiku menjelaskan, OTG cenderung memiliki tingkat kewaspadaan yang lebih rendah terhadap gejala-gejala Covid-19 daripada orang yang bergejala.

Orang yang bergejala akan cenderung mengisolasikan diri. 

"Dengan fakta ini sikap paling bijak yang dapat kita lakukan adalah menerapkan protokol 3M secara menyeluruh baik untuk orang sehat maupun sakit," ucapnya.

Untuk mengantisipasi keberadaan kasus tanpa gejala, Wiku mengimbau untuk meningkatkan rasio kontak erat.

"Dan perlu diingat juga oleh masyarakat, metode testing yang paling akurat adalah sejak pertama kali terpapar langsung melakukan tes, sehingga hasilnya akurat," pungkasnya.

Baca juga: Apakah PCR Bisa Mendeteksi Varian Omicron?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Pantau Penyebaran Varian Omicron di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com