Meski cukup berbahaya, namun kusta dapat disembuhkan. Bahkan, pengobatan yang dilakukan sejak awal dapat mencegah seorang penderita kusta mengalami kecacatan.
Proses pengobatan yang dimaksud salah satunya menggunakan terapi multiobat.
Sejak 1940-an ditemukan metode pengobatan kusta dengan mengembangkan obat bernama dapson.
Sayangnya, 20 tahun kemudian M. leprae mulai mengembangkan resistensi terhadap dapson, satu-satunya obat anti-kusta yang diketahui pada waktu itu.
Ini membuat para ahli berlomba segera menemukan obat yang tepat.
Dalam kondisi itu, rifampisin dan klofazimin ditemukan dan kemudian ditambahkan ke dalam daftar pengobatan kusta. Ini lah yang disebut sebagai terapi multiobat atau multi.
Pada 1981 WHO merekomendasikan terapi multiobat dilakukan dengan menggunakan sejumlqh jenis obat yang terdiri dari: dapson, rifampisin, dan clofazimine.
Durasi pengobatan kusta memang memakan waktu tahunan, bahkan seringkali seumur hidup.
Ini membuat penderitanya banyak juga yang tidak mematuhi atau melakukan pengobatan sebagaimana mestinya.
Padahal, apabila kusta tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan progresif dan permanen pada kulit, saraf, anggota badan, juga mata penderitanya.
Baca juga: Mengenal Penyakit Kusta, Penyebab, dan Seberapa Parah Bisa Menularkan