KOMPAS.com - Ada benda langit yang disebut dengan "bintang jatuh" oleh masyarakat. Akan tetapi, itu bukan bintang.
Benda langit tersebut adalah komet, salah satu benda langit yang menarik perhatian, bahkan ditunggu-tunggu kedatangannya.
Komet penting bagi para ilmuwan karena komet adalah benda primitif yang tersisa dari pembentukan tata surya.
Mereka termasuk di antara benda padat pertama yang terbentuk di nebula surya.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Nebula, Tempat Lahirnya Bintang di Luar Angkasa
Saat dibekukan, komet bisa seukuran kota kecil. Ketika komet semakin dekat ke Matahari, sebagian es mulai mencair dan mendidih, bersama dengan partikel debu.
Partikel dan gas ini membuat awan di sekitar nukleus, yang disebut coma (koma). Koma diterangi oleh Matahari.
Sinar matahari juga mendorong material ini ke dalam ekor komet yang indah dan terang benderang.
Debu dan gas dari komet membentuk ekor yang membentang dari Matahari sejauh jutaan mil. Ini juga menyebabkan komet sering disebut sebagai bintang berekor.
Kemungkinan ada miliaran komet yang mengorbit Matahari di Sabuk Kuiper dan bahkan Awan Oort yang lebih jauh.
Jumlah komet yang diketahui saat ini adalah 3.743 buah komet.
Baca juga: Mengenal Sirius, Bintang Paling Terang di Langit Malam
Banyak komet berasal dari dua wilayah, yakni Sabuk Kuiper, dan Awan Oort.
Sabuk Kuiper adalah piringan yang sebagian besar terdiri atas benda-benda es yang membentang dari sekitar orbit Neptunus (rata-rata sekitar 30 AU dari Matahari) hingga sekitar 50 AU dari Matahari.
Awan Oort berada di tepi pengaruh gravitasi Matahari (sekitar 50.000 hingga 200.000 AU) dan terbagi menjadi dua wilayah, yakni bagian dalam dan bagian luar. Keduanya terdiri dari badan es.