Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Komet: Pengertian, Asal Mula, hingga Contoh Komet

Kompas.com - 27/01/2022, 10:05 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada benda langit yang disebut dengan "bintang jatuh" oleh masyarakat. Akan tetapi, itu bukan bintang.

Benda langit tersebut adalah komet, salah satu benda langit yang menarik perhatian, bahkan ditunggu-tunggu kedatangannya.

Komet penting bagi para ilmuwan karena komet adalah benda primitif yang tersisa dari pembentukan tata surya.

Mereka termasuk di antara benda padat pertama yang terbentuk di nebula surya.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Nebula, Tempat Lahirnya Bintang di Luar Angkasa

Apa itu komet?

Ilustrasi kometShutterstock/pp.ng Ilustrasi komet
Melansir NASA, komet adalah bola salju kosmik dari gas beku, batu, dan debu yang mengorbit Matahari. Lebar komet berkisar dari beberapa mil hingga puluhan mil.

Saat dibekukan, komet bisa seukuran kota kecil. Ketika komet semakin dekat ke Matahari, sebagian es mulai mencair dan mendidih, bersama dengan partikel debu.

Partikel dan gas ini membuat awan di sekitar nukleus, yang disebut coma (koma). Koma diterangi oleh Matahari.

Sinar matahari juga mendorong material ini ke dalam ekor komet yang indah dan terang benderang.

Debu dan gas dari komet membentuk ekor yang membentang dari Matahari sejauh jutaan mil. Ini juga menyebabkan komet sering disebut sebagai bintang berekor.

Kemungkinan ada miliaran komet yang mengorbit Matahari di Sabuk Kuiper dan bahkan Awan Oort yang lebih jauh.

Jumlah komet yang diketahui saat ini adalah 3.743 buah komet.

Baca juga: Mengenal Sirius, Bintang Paling Terang di Langit Malam

Dari mana komet berasal?

Ekor Ion yang Sangat Aktif dari Komet 2020F8 SWAN, oleh Gerald Rhemann dari AustriaGERALD RHEMANN via BBC INDONESIA Ekor Ion yang Sangat Aktif dari Komet 2020F8 SWAN, oleh Gerald Rhemann dari Austria
Melansir Sky and Telescope, 15 Juli 2014, komet menghabiskan sebagian besar hidup mereka jauh dari Matahari di tempat yang jauh dari tata surya.

Banyak komet berasal dari dua wilayah, yakni Sabuk Kuiper, dan Awan Oort.

Sabuk Kuiper adalah piringan yang sebagian besar terdiri atas benda-benda es yang membentang dari sekitar orbit Neptunus (rata-rata sekitar 30 AU dari Matahari) hingga sekitar 50 AU dari Matahari.

Awan Oort berada di tepi pengaruh gravitasi Matahari (sekitar 50.000 hingga 200.000 AU) dan terbagi menjadi dua wilayah, yakni bagian dalam dan bagian luar. Keduanya terdiri dari badan es.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com