Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Jakarta Setelah Tidak Jadi Ibu Kota

Kompas.com - 25/01/2022, 10:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

AKHIRNYA pemindahan ibu kota Indonesia berhenti sebagai sekadar wacana setelah secara resmi pemerintah Republik Indonesia menetapkan bahwa pembangunan ibu kota baru segera dilaksanakan.

Bahkan nama ibu kota baru juga telah ditetapkan, yaitu Nusantara.

Berbagai reaksi bermunculan. Satu di antaranya adalah bagaimana nasib Kota Jakarta setelah peran dan fungsi sebagai ibu kota diambil alih oleh Nusantara.

Apakah kota Jakarta akan ditinggalkan warganya sehingga menjadi semacam kota miskin, bahkan kota hantu seperti kota-kota di Amerika Serikat era Wild-West yang mati setelah ditinggalkan oleh para warganya?

Rio De Jainero

Saya juga pernah khawatir bahwa setelah ibu kota Brasil dipindah ke Brasilia yang berada di tengah hutan belantara, maka Rio De Jainero sebagai ibu kota lama Brasil yang mashur dengan gemerlap pantai Copacabana akan sunyi sepi sendiri, bahkan mati sebagai kota yang hanya dihuni hantu.

Namun ternyata kekuatiran saya bersifat much ado about nothing alias mubazir akibat tidak benar adanya.

Meski sudah tidak berfungsi sebagai ibu kota, namun ternyata kini Rio De Jainero tetap menjadi destinasi utama kunjungan pariwisata Brasil.

Apalagi setelah pada tahun 2016, Rio De Jainero menjadi penyelenggara Olimpiade.

Sementara Sao Paulo tetap menjadi pusat kegiatan ekonomi, maka Rio De Jainero tetap menjadi pusat kebudayaan nan tiada dua bukan hanya di Brasil, namun juga di planet bumi.

Apabila mendengar sentuhan irama rumba dan samba bahkan juga bossa nova, maka yang terbayang di kalbu saya bukan gedung-gedung arsitektural keren di Brasil yang telah dinobatkan UNESCO sebagai warisan kebudayaan dunia, namun semarak heboh karnaval di sepanjang jalan raya Rio De Jainero.

Terbukti pada kenyataan bahwa kekhawatiran saya tentang pamor Rio De Jainero merosot pascadilengserkan sebagai ibu kota ternyata lebay alias berlebihan belaka.

Jakarta

Namun lain padang lain belalang, maka lain Rio lain Jakarta. Apa yang terjadi di Rio De Jainero pascaibu kota Brasil dipindah ke Brasilia belum tentu juga akan terjadi di Jakarta pascaibu kota Indonesia dipindah ke Nusantara.

Tidak ada manusia apalagi saya yang di masa kini bisa menjamin apa yang akan terjadi di masa depan Jakarta setelah dilengserkan sebagai ibu kota Indonesia.

Namun mengingat pada lazimnya orangtua terdiri dari dua orang, yaitu ibu dan ayah, maka dapat dijamin apabila Ibu Kota Republik Indonesia dipindah dari pulau Jawa ke Kalimantan, maka Jakarta masih tetap bisa berperan sebagai Bapak Kota Republik Indonesia.

Akhirnya Indonesia tidak lagi menderita sebagai anak Yatim sebab di samping bahagia punya Ibu juga punya Bapak Kota. MERDEKA!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com