Pada 20 Juni 1957, TNI AU pernah pengoperasikan helikopter sejenis, yaitu tipe Bell 47-G-2 sebanyak empat unit.
Helikopter tersebut menjadi kekuatan Skuadron 6 Helikopter yang bertugas mendukung kegiatan VIP.
Pada 4 Oktober 1957, Bell 47-G-2 ikut memeriahkan acara peresmian penggantian nama Lanud Laha di Ambon menjadi Lanud Pattimura.
Saat itu, Bell 47-G-2 melaksanakan joy flight dengan penerbang Opsir Udara I Joem Soemarsono.
Pada pertengahan 1978, untuk memenuhi kebutuhan pesawat latih jenis helikopter di satuan jajaran TNI AU, Pemerintah Indonesia mendatangkan helikopter jenis Bell dengan tipe Bell 47 G-3B-1 Sioux.
Baca juga: Sederet Panser Anoa 6x6 Garapan Pindad yang Mendunia
Kehadiran Bell 47 G-3B-1 Sioux di Indonesia merupakan tindak lanjut dari meningkatnya hubungan bilateral antara Indonesia dengan Australia di bidang militer yang memang sudah terjalin sejak awal kemerdekaan.
Kerja sama militer Indonesia-Asutralia yang terus meningkat ini, di antaranya ditempuh dengan menghibahkan 12 unit Bell 47 G-3B-1 Sioux kepada pihak TNI AU pada 1978.
Gelombang pertama datang pada akhir Juli 1978 sebanyak 2 unit, diangkut menggunakan C-130 Hercules TNI AU, yang kemudian dilanjutkan pada gelombang berikutnya hingga mencapai 12 unit.
Bell 47 G-3B-1 Sioux merupakan jenis helikopter yang memilki kecepatan jelajah 60 knots dan memiliki kemampuan manuver yang lincah.
Selain itu, juga berperan sebagai pesawat serba guna (multi purpose) untuk mendukung tugas-tugas yang berkaitan dengan operasi udara taktis, pemotretan udara, pendidikan, SAR, dan evakuasi medis.
Baca juga: Spesifikasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Desainnya Terinspirasi Komodo