Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Humor Tidak Selalu Lucu

Kompas.com - 05/01/2022, 10:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SATU di antara sekian banyak kekeliruan paling lazim dalam tafsir terhadap humor adalah anggapan bahwa humor selalu lucu. Kekeliruan menganggap humor selalu lucu sama kelirunya dengan menganggap lukisan selalu indah, musik selalu merdu, hukum selalu adil, atau pemerintah selalu bijak.

Dasar kekeliruan pada dasarnya sederhana saja yaitu bahwa humor, lukisan, musik, hukum, pemerintah adalah kata benda sementara indah, merdu, adil, bijak adalah kata sifat. Padahal kata benda tertentu tidak senantiasa niscaya hukumnya wajib harus terikat pada kata sifat tertentu.

Baca juga: Humor Cerdas Gus Dur Terkenal hingga ke Jerman

 

Sementara kata benda bebas nilai namun kata sifat sangat sarat beban nilai. Kenisbian nilai tergantung kepada selera dan kehendak pihak penafsir sang benda. Tidak semua orang menganggap lukisan Monalisa indah, simfoni Bruckner merdu, keputusan hakim adil, dan pemerintah menggusur masyarakat adat adalah bijak.

Nisbi

Memang apa boleh buat, apa yang disebut sebagai humor pada kenyataan kehidupan umat manusia ternyata tidak selalu lucu. Kartun garapan kartunis Charlie Hebdo berhumor tentang Nabi Muhammad terbukti alih-alih dianggap lucu malah menjadi biang-keladi pemicu pembunuhan sesama manusia oleh sesama manusia di Paris, Perancis.

Film satire berjudul The Great Dictator yang menurut saya adalah mahakarya Charlie Chaplin paling lucu terbukti dianggap sangat amat terlalu tidak lucu oleh Adolf Hitler dan para pendukungnya.

Sebutan cebong, kampret, atau kadal gurun dianggap lucu oleh pihak yang menyebut namun menjengkelkan pihak yang disebut sebagai cebong, kampret atau kadal gurun.

Sebagai pendiri Pusat Studi Humorologi, saya sangat mengagumi maka menggemari lelucon Yahudi yang menurut saya sangat lucu. Namun demi menjaga tatakrama kesopanan maka pada saat saya berjumpa seorang Yahudi adalah lebih bijak apabila saya tidak berkisah lelucon Yahudi.

Demi keamanan sosial memang sebaiknya jangan mencoba melucu dengan berkisah lelucon etnis tertentu kepada etnis yang dileluconkan.

Subyektif

Karena pada hakikatnya selera memang subyektif maka dengan sendirinya selera humor juga subyektif.

Misalnya sebagai satu di antara sekian banyak contoh subyektivitas tafsir humor adalah lelucon tentang wali kota Moskow berkunjung ke Jakarta. Demi pamer kemajuan pembangunan kota Jakarta, Gubernur Jakarta, Anies, bangga mengajak wali kota Moskow keliling kota Jakarta.

Baca juga: Perbedaan Cerita Anekdot dan Humor

 

Ketika keliling kota Jakarta, Anies merasa malu sebab berulang kali tampak orang kencing di pinggir jalan.

Ketika berkunjung ke Rusia, Anies ingin balas dendam maka meski tidak diajak namun sengaja mengajak wali kota Moskow keliling kota Moskow. Lama mereka berdua keliling Moskow tetapi tidak tampak orang kencing di pinggir jalan. Akhirnya tampak seorang sedang kencing di pinggir jalan maka Anies merasa girang bahwa ternyata ada juga orang kencing di pinggir jalan Moskow.

Ternyata orang tersebut adalah duta besar Indonesia untuk Rusia.

Jelas lelucon tentang orang kencing di pinggir jalan itu sangat lucu bagi para antipatisan Anies Baswedan. Namun sama sekali tidak lucu bagi para simpatisan Anies Baswedan serta Anies Baswedan sendiri maupun duta besar Indonesia untuk Rusia.

Mohon dimaafkan bahwa naskah tentang humor ini sama sekali tidak lucu sebab saya memang tidak mampu melucu seperti para pelawak profesional yang memang secara menakjubkan sakti mandraguna dalam melucu itu. Namun minimal naskah ini berhasil membuktikan bahwa humor memang tidak selalu lucu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com