Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Varian Baru Corona, Apa Itu Delmicron?

Kompas.com - 25/12/2021, 12:31 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat masyarakat di dunia masih waspada terhadap varian Omicron, muncul istilah baru bernama Delmicron.

Melansir Deccan Herald, Jumat (24/12/2021), Delmicron bukanlah varian baru dari virus corona seperti Alpha, Beta, dan lainnya.

Istilah tersebut muncul setelah dilaporkan oleh Dr Shashank Joshi, anggota gugus tugas Covid-19 Maharashtra India.

Dr Joshi tampaknya berbicara tentang situasi di mana varian Delta dan Omicron menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di wilayah tertentu. Hingga akhirnya istilah itu muncul.

Artinya, ini bukan varian baru dari novel coronavirus, tetapi situasi di mana varian Delta dan Omicron ditemukan dan menyebar dengan cepat di wilayah yang sama.

Baca juga: Apa Saja Gejala Varian Omicron, dan Apa Bedanya dengan Varian Lain?

Bukan varian baru corona

Melansir India Today, Jumat (24/12/2021), meski telah mulai dibicarakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) maupun Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC) belum mengatakan apa-apa seputar klaim yang disebut Delmicron. 

Untuk meresmikan sebuah nama varian novel coronavirus, badan kesehatan global PBB mengidentifikasi kemudian memberinya label atau nama.

Nama-nama tersebut dipilih setelah konsultasi yang luas dan tinjauan dari banyak sistem penamaan potensial. WHO memberikan label untuk varian yang ditetapkan sebagai Variants of Interest atau Variants of Concern.

Perlu disebutkan bahwa meskipun WHO menetapkan nama-nama ini, WHO juga tetap menggunakan nama ilmiah. Varian Omicron secara ilmiah dijuluki B.1.1.529.

Delta dan Omicron

Varian Delta sendiri telah mendominasi dari pertengahan April hingga pertengahan Juni.

Delta bertanggung jawab atas gelombang kedua virus corona yang merenggut jutaan nyawa di seluruh dunia.

Strain virus ini menyebabkan gejala yang parah dan bahkan risiko rawat inap lebih besar.

Selain itu, ketegangan pasca infeksi juga dapat menyebabkan gejala jangka panjang seperti kabut otak, nyeri otot, dan rambut rontok.

Sementara itu, varian Omicron diyakini menyebabkan gejala yang lebih ringan. Meski cukup menular, namun tidak menimbulkan gejala yang parah dan risiko rawat inap lebih rendah.

Namun, para ahli percaya bahwa varian Omicron dapat melampaui kekebalan yang diberikan oleh infeksi dan vaksinasi alami.

Gejala awal infeksi Omicron diantaranya sakit tenggorokan, sakit kepala, dan kelelahan. Kehilangan bau dan rasa tidak dilaporkan dalam kasus omicron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com