KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, sudah ada 89 negara yang melaporkan kasus varian B.1.1.529 atau Omicron.
Kasus dari varian ini disebut berlipat ganda setiap 1,5 hingga 3 hari.
Melansir AP News, Minggu (19/12/2021), sebaran Omicron kemungkinan akan segera menyusul Delta yang sebelumnya jadi varian dominan di negara-negara.
WHO mencatat bahwa omicron menyebar dengan cepat bahkan di negara-negara dengan tingkat vaksinasi tinggi atau di mana sebagian besar populasi telah pulih dari Covid-19.
Baca juga: Terinfeksi Varian Omicron, Bagaimana Potensi Keparahannya?
WHO pertama kali melabeli omicron sebagai Variant of Concern (VoI) atau varian kekhawatiran pada 26 November 2021.
Sementara itu, para peneliti masih terus mencoba mengidentifikasi secara spesifik sifat-sifat varian ini.
Masih belum jelas apakah pertumbuhan kasus akibat Omicron yang cepat adalah karena varian ini mampu menghindari kekebalan yang ada.
Kendati demikian WHO mencatat, secara inheren Omicron lebih menular daripada varian sebelumnya.
Adapun kepastian lainnya tentang Omicron masih belum terjawab, seperti seberapa efektif masing-masing vaksin Covid-19 yang ada terhadap varian ini.
Data konklusif tentang bagaimana tingkat keparahan penyakit Covid-19 akibat Omicron, juga belum ada.
Baca juga: WHO: Omicron Mengancam Kelompok Rentan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.