Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serbuan Kodok Beracun di Taiwan

Kompas.com - 07/12/2021, 07:00 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Taiwan dikagetkan dengan temuan kodok-kodok beracun yang telah menyerbu wilayah persawahan di sana.

Melansir AFP, Senin (6/12/2021), para relawan dari Taiwan Amphibian Conservation Society setiap malam disibukkan dengan upaya menyisir keberadaan kodok-kodok itu di sawah.

Kodok diketahui merupakan simbol kemakmuran dan nasib baik di Taiwan. Amfibi berjenis kodok tebu itu ternyata merupakan spesies asing yang seharusnya tidak ada di Taiwan.

Kodok tebu berasal dari Amerika Selatan dan Tengah, dan tercatat pernah menjadi spesies perusak di Australia dan Filipina.

Akan tetapi, kodok tebu belum pernah terlihat di Taiwan sampai beberapa minggu yang lalu, ketika seorang penduduk Kota Chaotun menemukan beberapa kodok besar di kebun sayurnya dan mengunggah foto kodok-kodok itu.

Peneliti amfibi di Lembaga Penelitian Spesies Endemik, Lin Chun-fu, menjelaskan alasan mengapa keberadaan kodok-kodok tebu ini perlu segera dikendalikan.

"Ukuran mereka sangat besar dan mereka tidak punya musuh alami di Taiwan," kata Lin.

Kodok menyebar di persawahan

Tak lama setelah foto kodok-kodok tebu diunggah di media sosial, sekelompok relawan dari Amphibian Conservation Society dikirim untuk menyelidikinya.

Pakar amfibi National Dong Hwa University, Yang Yi-ju mengungkapkan rasa kaget yang dialami oleh kelompok relawan begitu tiba di lokasi kodok itu ditemukan.

Mereka tiba di kebun sayur dan terkejut menemukan 27 kodok di sekitarnya.

Dia dengan cepat mengidentifikasi spesies kodok itu sebagai Rhinella marina, karena memiliki kelenjar partoid besar di belakang telinga tempat kodok tebu mengeluarkan racun berbahaya.

"Saya terkejut dan khawatir ketika mereka menemukan lebih dari 20. Ini tidak akan menjadi hal yang mudah untuk diatasi," ujar Yang.

"Kami mulai memberi tahu dan memobilisasi semua orang untuk bertindak," lanjut dia.

Yang menambahkan, kelompok relawan juga menemukan keberadaan kodok remaja, yang menunjukkan bahwa kodok-kodok itu sedang berkembang biak.

Alasan kodok tebu berbahaya

Kodok tebu adalah spesies invasif yang berbahaya karena tiga alasan utama. Mereka adalah predator rakus, sangat cepat berkembang biak, dan beracun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com