KOMPAS.com - Stephanie Kurlow berhasil mendobrak tradisi dengan menjadi balerina profesional pertama yang mengenakan jilbab.
Stephanie Kurlow merupakan seorang penari balet muda.
Sebagai seorang muslimah, Stephanie ingin tetap mempertahankan identitasnya sambil meniti karier sebagai balerina.
Berikut profil Stephanie Kurlow:
Stephanie Kurlow mulai belajar balet sejak usia 2 tahun. Ayahnya adalah orang Australia dan ibunya kelahiran Rusia.
Sejak usia 2 tahun, dia tampil sebagai penari bersama dengan Teater Riverside hingga 2010.
Akan tetapi, hobinya menari balet sempat berhenti pada usia 9 tahun, tepat setelah keluarganya memutuskan masuk Islam. Ada pandangan bahwa menari adalah tindakan terlarang.
Tantangan yang dihadapi Stephani lebih dari itu.
Melansir Majalah Pointe, 5 September 2019, Stephanie kesulitan menemukan studio tari yang menerima gadis-gadis Islam di Australia. Akhirnya, dia pun sempat berpikir bahwa mustahil bagi seorang muslimah menjadi balerina.
Stephanie mencoba menggeluti bidang lain seperti seni lukis dan penulisan kreatif. Dia bahkan menerima hadiah pertama dalam kompetisi menulis internasional ketika berusia 11 tahun.
Kendati demikian, Stephanie tetap merasa menjadi penari balet adalah panggilan jiwanya.
Keresahan itu dirasakan pula oleh ibu Stephanie. Pada 2012, ibunya membuka akademi sendiri bernama Australian Nasheed & Arts Academy, di mana Stephanie bisa berlatih dengan bebas.
Akademi seni itu mengajarkan balet, seni bela diri, dan kelas seni untuk semua orang, tanpa perlu khawatir identitas atau pakaian yang mereka kenakan.
Mimpinya untuk menjadi balerina terus terbangun ketika melihat Zahra Lar'i, skater es perempuan pertama yang berkompetisi dengan menggunakan jilbab.
Selain itu, Noor Tagouri, penyiar berita televisi berhijab pertama di Amerika Serikat.