Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Kasus Pertama Virus SARS Terdeteksi di China

Kompas.com - 16/11/2021, 09:00 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Otoritas kesehatan di seluruh dunia menerapkan langkah-langkah kontrol yang ketat, termasuk larangan perjalanan ke dan dari negara-negara yang terkena dampak.

Ada karantina di rumah sakit dan tempat-tempat lain di mana orang ditemukan terinfeksi.

Sampai pada Juni 2003, penularan telah dikendalikan dan pembatasan mulai dilonggarkan.

Pada 31 Desember 2003, secara global, WHO menerima laporan SARS dari 29 negara dan wilayah.

Sedikitnya 8.096 orang terinfeksi SARS dan 774 di antaranya meninggal dunia.

China melaporkan paling banyak kasus dengan 5.327 kasus dan 349 kematian. Sementara Hong Kong, melaporkan 1.755 kasus dan 299 kematian.

Baca juga: Apa Itu DME yang Disebut Bakal Gantikan Gas Elpiji?

Gejala SARS dan perkembangannya

SARS adalah virus di udara dan dapat menyebar melalui droplet atau liur dari orang yang terinfeksi.

SARS juga dapat menyebar secara tidak langsung melalui permukaan yang telah disentuh oleh seseorang yang terinfeksi virus.

Sebagian besar pasien yang diidentifikasi dengan SARS sebelumnya adalah orang dewasa sehat berusia 25-70 tahun. Kemudian, beberapa kasus SARS juga dilaporkan terjadi di antara anak-anak di bawah 15 tahun.

SARS, dalam sindrom pernapasan akut yang sangat parah, penyakit pernapasan yang sangat menular ini ditandai dengan demam terus-menerus, sakit kepala, dan ketidaknyamanan pada tubuh, diikuti oleh batuk kering yang dapat berkembang menjadi kesulitan bernapas yang hebat.

Pada Desember 2019, virus corona baru muncul di China. Virus yang diberi nama SARS-CoV-1 ini menyebabkan penyakit yang disebut Covid-19.

Penyakit yang kemudian menjadi pandemi dan masih menginfeksi banyak orang di dunia hingga sekarang.

Baca juga: Cara Cek dan Ubah Data Sertifikat Vaksin via WhatsApp dan PeduliLindungi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com