Saat demikian, maka akan terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang mana cirinya diameter buliran besar pada area yang luas.
"Adapun jika hujan dari awan Comulonimbus dengan cakupan yang tidak luas, ketika menghasilkan hujan lebat maka akan ditemukan hujan dengan intensitas ringan yang ditandai dengan butiran lebih kecil di paling tidak satu sisi hujan dengan intensitas yang lebat," kata dia.
“Kondisi tersebut tidak ditemukan pada video yang beredar karena hujan yang jatuh pada area cakupan sempit dan intensitas lebat (tidak ada satupun sisi yang menunjukkan intensitas hujan ringan),” lanjut dia.
Baca juga: Penjelasan Polres Bima soal Oknum Polantas yang Disebut Pukul dan Tendang Pengendara Motor
Selain itu, Dwi Rini mengatakan, lokasi hujan pada awan Cumulonimbus umumnya juga mengikuti pergerakan awan. Sehingga, sangat jarang terjadi pada titik lokasi yang sama pada waktu lama.
Terutama jika diameter awan cukup kecil, maka akan sangat jelas terlihat pergerakan awan dan hujannya.
“Ketika terjadi hujan yang sifatnya sangat lokal, dapat dipastikan ada angin dan tutupan awan yang tidak merata. Awan Cumulus penyebab hujan lokal sulit terbentuk di kondisi setelah hujan seperti kejadian yang viral saat ini,” pungkas dia.
Baca juga: Video Viral Awan Mirip Ombak Tsunami di Makassar, Ini Penjelasannya