Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebulan Berlalu, Bagaimana Nasib Keberangkatan Jemaah Umrah Indonesia?

Kompas.com - 02/11/2021, 20:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hampir sebulan sejak nota diplomatik dari Arab Saudi diterima Indonesia, tetapi belum ada kepastian keberangkatan jemaah umrah Indonesia.

Kepala Subdirektorat Pemantauan dan Pengawasan Ibadah Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama (Kemenag) M Noer Alya Fitra mengatakan, pihaknya sampai saat ini masih menunggu informasi lanjutan dari Arab Saudi.

"Sampai saat ini masih belum ada pengumuman dari Arab Saudi," kata Fitra, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/11/2021).

Menurut dia, pemerintah juga masih mengerjakan teknis penyelenggaraan umrah di masa pandemi Covid-19.

Ia berharap, semua teknis penyelenggaraan dapat diselesaikan dalam waktu dekat.

"Semua on progress, mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa selesai," jelas dia.

Baca juga: Begini Skema Penyelenggaraan Umrah untuk Jemaah Indonesia

Pemerintah diharap segera atasi hal-hal teknis

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pengurus Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (DPP AMPHURI) Firman M Nur berharap, pemerintah segera menyelesaikan hal-hal teknis yang masih menjadi kendala dalam penyelenggaraan umrah.

Ia menilai, sudah terlalu lama waktu yang dihabiskan untuk mempersiapkan keberangkatan jemaah umrah asal Indonesia.

"Hampir satu bulan masih belum ada kepastian, sementara jamaah terus mendesak kapan bisa berangkat," kata Firman dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa.

Padahal, Kemenag telah merespons cepat nota diplomatik tersebut dan melakukan koordinasi dengan lintas kementerian atau lembaga.

Berdasarkan informasi yang diterimanya, Firman menyebut pemerintah masih menghadapi masalah barcode vaksin yang belum bisa dibaca di Arab Saudi.

Ia menyebut Kementerian Kesehatan semestinya sudah mengantisipasi hal itu.

Baca juga: Umrah Sudah Dibuka, Siapa yang Bisa Berangkat dan Apa Syaratnya?

Skema penyelenggaraan umrah

Sebelumnya, Asosiasi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Ditjen PHU menyepakati skema pemberangkatan jemaah umrah asal Indonesia.

  • Jemaah umrah melakukan screening kesehatan 1x24 jam sebelum berangkat
  • Pelaksanaan screening kesehatan meliputi pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan vaksinasi covid-19, meningitis, dan pemeriksaan swab PCR
  • Asrama haji menyediakan akomodasi, konsumsi, dan transportasi untuk memfasilitasi keberangkatan jemaah
  • Pengawasan pelaksanaan screening kesehatan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan
  • Boarding, pemeriksaan imigrasi, dan pemeriksaan ICV dilaksanakan di Asrama Haji

Sementara skema pemulangan jemaah umrah adalah:

  • Melakukan pemeriksaan PCR di Arab Saudi maksimal 3x24 jam sebelum keberangkatan kepulangan
  • Saat kedatangan di Indonesia, jemaah dilakukan PCR (entry test)
  • Pelaksanaan karantina dilaksanakan di asrama haji selama 5x24 jam
  • Asrama haji menyediakan akomodasi, konsumsi, dan transportasi bagi jemaah umrah saat kepulangan
  • Saat hari ke-4 jemaah dilakukan PCR (exit test), dan bila hasilnya negatif, jemaah dapat pulang kembali ke rumah masing-masing.

Baca juga: Segera Dibuka, Ini Tahapan Keberangkatan Jemaah Umrah

Bagi PPIU yang berencana memberangkatkan, Ditjen PHU meminta agar segera menyerahkan data jemaah.

Pemberangkatan gelombang awal ibadah umrah dilaksanakan dengan memberangkatkan para petugas PPIU.

Syaratnya, mereka harus sudah divaksin dosis lengkap dengan vaksin yang diterima otoritas kesehatan Arab Saudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com