Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Air Mineral Bisa Basi?

Kompas.com - 24/10/2021, 13:00 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Semua produk makanan dan minuman kemasan pabrikan biasanya memiliki masa kedaluwarsa

Lantas bagaimana dengan air mineral? Apakah air mineral juga memiliki masa kedaluwarsa karena bisa basi?

Hampir dalam semua botol kemasan air mineral tertulis masa expired date atau masa kedaluwarsa.

Namun, masa kedaluwarsa itu bukan ditujukan untuk air mineral yang ada di dalamnya, namun untuk botol yang menjadi kemasannya.

Baca juga: Jangan Dibuang, Bumbu Rempah Kedaluwarsa Masih Bisa Didaur Ulang

Apakah air mineral bisa kedaluwarsa?

Melansir dari Healthline, air mineral bisa dikemas dalam botol dan aman dikonsumsi selama lebih dari 6 bulan lamanya jika pengemasan dilakukan dengan tepat.

Air mineral yang belum tercampur bahan tambahan apapun akan tahan lama. Perubahan rasa mungkin saja terjadi, namun air masih tetap aman untuk dikonsumsi.

Air mineral di dalam kemasan tak bisa basi, namun citarasanya bisa berubah jika terkontaminasi udara bebas dan senyawa plastik.Unsplash/Adam Navarro Air mineral di dalam kemasan tak bisa basi, namun citarasanya bisa berubah jika terkontaminasi udara bebas dan senyawa plastik.
Perubahan rasa pada air mineral terjadi karena banyak faktor. Yang sering terjadi adalah karena ada reaksi antara air dan karbondioksida.

Reaksi ini membuat kadar asam di dalam air bertambah menjadi beberapa kali lipat. Nah kadar asam inilah yang membuat cita rasa air mineral menjadi sedikit lebih berbeda.

Jadi ketika akan mengemas air putih ke dalam botol, gunakan botol food grade yang sudah disterilkan dengan benar.

Simpan botol di tempat yang sejuk, kering dan gelap agar air bisa tahan hingga 6 bulan lamanya.

Air memang tak mengenal masa kedaluwarsa, namun botol pengemasnya mengenal masa expired date.

Jadi tak disarankan untuk meminum air mineral yang disimpan dalam botol yang sudah melebihi masa kedaluwarsanya. 

Senyawa plastik dalam botol, seperti BPA, bisa larut dan mencemari air. Nah senyawa plastik ini akan terakumulasi di dalam tubuh dan menganggu kesehatan saluran napas juga saluran cerna.

Baca juga: Benarkah Air Hujan Membuat Kita Sakit?

Cara memilih dan menyimpan air mineral

Jangan menyimpan air mineral di ruang yang terkena cahaya matahari, senyawa plastik pada botol bisa larut dan mencemari air.Unsplash/Quokkabottles Jangan menyimpan air mineral di ruang yang terkena cahaya matahari, senyawa plastik pada botol bisa larut dan mencemari air.
Sebelum meminum air mineral, cermati dulu kemasan botol yang ada. Apakah utuh, apakah penutupnya masih tersegel, dan apakah masa kedaluwarsa botolnya masih lama.

Melansir India Today, jangan menyimpan botol air mineral di tempat yang terpapar cahaya matahari atau di dalam ruangan yang terlalu panas seperti di dalam mobil yang diparkir di siang hari.

Suhu terlalu panas bisa membuat senyawa plastik larut dan mencemari air sehingga mengubah cita rasa air mineral.

Botol air mineral terbuat dari bahan plastik yang bisa rusak dari waktu ke waktu. Jadi ketika disimpan terlalu lama, botol ini akan ditumbuhi bakteri-bakteri tertentu yang bisa mengubah aroma dan cita rasa air.

Jadi ketika Anda meminum air mineral dan merasakan cita rasa dan aroma yang aneh, segera buang air yang ada.

Baca juga: Cara Menumbuhkan Kembali Sayuran di Dalam Botol Air

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com