Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/10/2021, 10:30 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari Dokter Nasional diperingati setiap 24 Oktober. Ini bertepatan dengan hari jadi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada 1950 lalu.

Hari Dokter Nasional pertama kali disepakati saat Muktamar IDI yang terselenggara di Ujungpandang pada 22-27 Oktober 1994.

“Dalam muktamar kali ini, InsyaAllah juga akan dikumandangkan pertama kali soal ‘Hari Dokter’ pada setiap tanggal 24 Oktober,” ujar Agus Purwadianto, Ketua IDI Jakarta Pusat, sebagaimana dikutip dari Harian Kompas, 22 Oktober 1994.

Baca juga: Sejarah dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Hari Dokter Nasional dicetuskan oleh peristiwa pada 24 Oktober 1950, yang saat itu organisasi IDI didirikan sebagai organisasi profesi kedokteran yang para pemimpin dan anggotanya hanya dokter Indonesia dan tak ada lagi dokter asing (Belanda).

Menurut Agus, para dokter telah mencetak prestasi dalam kurun waktu penjajahan, kemerdekaan, maupun di era pembangunan. Sehingga, pencetusan Hari Dokter Nasional bukanlah sesuatu yang berlebihan.

Saat dibentuk, organisasi ini telah disebar ke berbagai karisidenan, dan muncullah istilah dokabu (dokter kabupaten), digunakan untuk penyebutan bagi dokter yang mengabdi di daerah.

Diakuinya, Hari Dokter Nasional menjadi bukti bahwa profesi dokter merupakan profesi mulia dan sekaligus menjadi sarana bagi kelompok profesi ini untuk menjaga tradisi kemuliaan dengan tidak jatuh dalam kebrutalan moral.

Baca juga: Sejarah Instagram dan Cerita Awal Peluncurannya...

Sejarah Ikatan Dokter Indonesia

Ilustrasi dokter melihat gambar X-ray tulang belakang. Kasus peradangan tulang belakang langka yang terkait Covid-19 meningkat selama pandemi.SHUTTERSTOCK/Viacheslav Nikolaenko Ilustrasi dokter melihat gambar X-ray tulang belakang. Kasus peradangan tulang belakang langka yang terkait Covid-19 meningkat selama pandemi.

Meski dibentuk secara resmi pada 1950, persatuan dokter se-Indonesia telah ada sejak 1911 dengan diberi nama Vereniging van Indische Artsen.

Pada 1926, organisasi tersebut berubah nama menjadi Vereniging van Indonesische Genesjkundigen (VIG), yang saat masa penundukan Jepang, organisasi ini dibubarkan dan diganti menjadi Jawa izi Hooko-Kai.

Atas usul Dr Seni Sastromidjojo, pada 30 Juli 1950, PB Perthabin (Persatuan Thabib Indonesia) dan DP-PDI (Perkumpulan Dokter Indonesia), mengusulkan pertemuan yang terwujud sebagai Muktamar Dokter Warganegara Indonesia (PMDWNI).

Saat itu, muktamar ini diketuai oleh Dr Bahder Djohan.

Pada 22-24 September 1950, Muktamar I IDI digelar di Deca Park, dan diresmikan pada Oktober, dan dalam muktamar tersebut, Dr Sarwono Prawirohardjo terpilih sebagai ketua umum IDI pertama.

Baca juga: Sejarah Peristiwa G30S/PKI

(Sumber: Kompas.com/ Aida N | Editor: Sari Hardiyanto)

Survei Tim Mitigasi PB IDI Infografik 109 kematian dokter di Indonesia akibat Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com