Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Air Hujan Membuat Kita Sakit?

Kompas.com - 23/10/2021, 16:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Air hujan membuat meriang juga kulit gatal-gatal, banyak orang yang hingga kini mempercayai hal ini.

Tapi benarkah air hujan bisa membuat kita sakit? Dan apa saja yang terkandung dalam air hujan sehingga bisa memicu timbulnya berbagai gangguan kesehatan tersebut?

Di daerah yang tak begitu subur, air hujan sendiri sering ditampung dalam suatu tempat atau tandon.

Biasanya, kumpulan air hujan tersebut akan digunakan untuk berbagai keperluan rumah seperti mandi, mencuci piring, minum, memasak, dan lain sebagainya.

Meski ada pro kontra soal pengonsumsian air hujan untuk kebutuhan makan dan minum, namun beberapa penduduk dunia masih terus melakukannya.

Baca juga: Mengapa Aroma Hujan dan Rumput yang Dipotong Selalu Menyenangkan?

Bahaya yang mengintip dari air hujan

Melansir dari laman Weatherstem, bermain di bawah hujan tak sontak membuat kita sakit, semua tergantung dari kondisi tubuh masing-masing.

Namun air hujan yang bersuhu jauh lebih dingin dari air biasa yang ada di ruang terbuka ini memang bisa membuat suhu tubuh menjadi drop.

Ketika suhu tubuh turun dengan drastis, maka tubuh bisa terancam hipotermia. Dan hipotermia bisa menganggu sistem imun tubuh kita.

Nah di samping itu, ketika hujan jatuh ke tanah, air hujan bisa membuat berbagai macam bakteri yang ada di tanah naik ke permukaan tanah yaitu ke udara bebas.

Di saat sistem imun turun dan kita menghirup bakteri dan virus yang ada itulah, akhirnya tubuh pun jadi rentan terpapar penyakit. Sehingga kita bisa demam, atau malah bersin-bersin dan terkena flu.

Baca juga: Fenomena Hujan Es Terjadi di Beberapa Daerah, Apa Penyebabnya?

Hujan yang jatuh di atap rumah bisa melarutkan berbagai parasit, virus, kuman dan bakteri.FREEPIK/KIREYONOK_YULIYA Hujan yang jatuh di atap rumah bisa melarutkan berbagai parasit, virus, kuman dan bakteri.
Sedangkan Centers for Disease Control and Pervention Amerika Serikat atau CDC, menyatakan bahwa air hujan tak aman untuk dikonsumsi tubuh alias diminum.

Alasan utama yang dikutip dari laman CDC adalah karena air hujan bisa membawa kuman, parasit, virus dan bakteri larut bersama alirannya.

Seperti misalnya kotoran burung yang ada di atap rumah, yang kemudian mengalir bersama air hujan dan masuk ke dalam tandon air.

Namun peluang masing-masing orang menjadi sakit lantaran mengonsumsi air hujan ini berbeda-beda tergantung dari lokasi tempat tinggal, musim yang ada, seberapa sering hujan jatuh di sana, dan bagaimana masing-masing orang menampung air hujannya.

Jika hujan jarang jatuh, maka dalam waktu lama atap rumah dan pipa air akan dipenuhi oleh berbagai debu dan kotoran. Ketika akhirnya air hujan pun turun, kotoran ini akan langsung mengalir ke dalam tandon air.

Ketika air hujan dalam tandon tak disterilkan dengan benar, maka air hujan sangat berpotensi menimbulkan berbagai macam gangguan penyakit. Mulai mual, diare, ruam karena alergi, juga demam dan diare.

Jadi ketika mempertanyakan apakah air hujan bisa membuat kita sakit? Jawabannya tergantung dari bagaimana kondisi tubuh kita dan kondisi lingkungan yang ada di sekitar domisili kita.

Baca juga: Ruam Setelah Terkena Air Hujan, Alergi Dingin atau Alergi Air?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siap-siap, ASN di Kaltim Akan Dimutasi ke IKN

Siap-siap, ASN di Kaltim Akan Dimutasi ke IKN

Tren
Cara Bikin Stiker WhatsApp di iPhone dengan Mudah, Tidak Perlu Aplikasi Tambahan

Cara Bikin Stiker WhatsApp di iPhone dengan Mudah, Tidak Perlu Aplikasi Tambahan

Tren
Muncul Kilatan Petir di Puncak Gunung Ruang Saat Meletus, Ini Kata PVMBG

Muncul Kilatan Petir di Puncak Gunung Ruang Saat Meletus, Ini Kata PVMBG

Tren
Daftar 10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Mana Saja?

Daftar 10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Mana Saja?

Tren
Potensi Khasiat Buah Delima untuk Kesehatan Kulit, Salah Satunya Mengatasi Jerawat

Potensi Khasiat Buah Delima untuk Kesehatan Kulit, Salah Satunya Mengatasi Jerawat

Tren
Erupsi Gunung Ruang Berpotensi Ganggu Penerbangan di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara

Erupsi Gunung Ruang Berpotensi Ganggu Penerbangan di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara

Tren
Ratusan Kerbau di OKI Mati Terkena Penyakit Ngorok, Apa Itu?

Ratusan Kerbau di OKI Mati Terkena Penyakit Ngorok, Apa Itu?

Tren
Kronologi Dua Pengunjung Ragunan Tertimpa Dahan Pohon, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Kronologi Dua Pengunjung Ragunan Tertimpa Dahan Pohon, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Tren
5 Fakta Pengemudi Fortuner Arogan Ditangkap, Ternyata Adik Pensiunan TNI

5 Fakta Pengemudi Fortuner Arogan Ditangkap, Ternyata Adik Pensiunan TNI

Tren
Dubai Banjir, KJRI Berikan Bantuan ke WNI yang Terjebak di Bandara

Dubai Banjir, KJRI Berikan Bantuan ke WNI yang Terjebak di Bandara

Tren
Rincian Harga Paket Layanan eSIM XL, Paling Murah Rp 40.000

Rincian Harga Paket Layanan eSIM XL, Paling Murah Rp 40.000

Tren
Warganet Soroti Persyaratan Rekrutmen PT KAI, Disebut Pakai Standar Tinggi

Warganet Soroti Persyaratan Rekrutmen PT KAI, Disebut Pakai Standar Tinggi

Tren
OJK Terbitkan Daftar 537 Pinjol Ilegal per 31 Maret 2024, Berikut Rinciannya

OJK Terbitkan Daftar 537 Pinjol Ilegal per 31 Maret 2024, Berikut Rinciannya

Tren
Perempuan Brasil Bawa Mayat dengan Kursi Roda ke Bank untuk Buat Pinjaman

Perempuan Brasil Bawa Mayat dengan Kursi Roda ke Bank untuk Buat Pinjaman

Tren
KAI Buka Rekrutmen Program Management Trainee 2024, Ini Syarat, Kriteria Pelamar, dan Tahapannya

KAI Buka Rekrutmen Program Management Trainee 2024, Ini Syarat, Kriteria Pelamar, dan Tahapannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com