Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengusir Kantuk dengan Menghirup Aroma Kopi

Kompas.com - 23/10/2021, 08:00 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Aroma kopi yang wangi bisa membangunkan kita dari tidur. Ketika cuping hidung membaui aroma kopi, secara otomatis otak akan terjaga dan kita menjadi fokus perlahan-lahan. 

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Mengapa aroma atau bau bisa mengusir kantuk kita?

Menurut studi, kopi adalah bahan stimulan yang bisa membantu tubuh terjaga, kemudian bersemangat dan juga fokus.

Hebatnya, untuk membuat kita terbangun dan terjaga, ternyata kita cukup menghirup aromanya saja tanpa perlu menyesap cairannya. 

Melansir dari Live Science, studi mengenai hal ini sudah terkonfirmasi.

Bahwa menghirup uap kopi yang hangat dan wangi bisa secara otomatis mengaktifkan sel-sel dalam otak dan mengurangi kadar kantuk yang masih menyekap mata secara perlahan-lahan.

Baca juga: 8 Cara Sehat Menyeduh Kopi

Bagaimana cara aroma kopi membuat kita aktif

Kopi sendiri sudah dikonsumsi masyarakat dunia selama 1000 tahun lamanya. Dan kini kopi menjadi minuman terfavorit masyarakat dunia, tak hanya populer di kalangan laki-laki paruh baya saja.

Berbagai penelitian soal manfaat kopi dan efek samping kafein dalam kandungan kopi sudah dilakukan dari tahun ke tahun. Hingga penelitian pun sampai pada pertanyaan, adakah manfaat dari aroma kopi yang wanginya sangat khas itu? 

Han Seok Seo, dari Seoul National University Korea Selatan, adalah salah satu yang melakukan penelitian mengenai aroma kopi ini.

Ia melakukan percobaan pada beberapa ekor tikus yang sebagian di antaranya mengalami gangguan tidur, untuk menghirup aroma dari secangkir kopi.

Pada penelitian tersebut ditemukan adanya perubahan gen dan protein tertentu di dalam otak tikus setelah selama beberapa menit mereka menghirup uap kopi.

Baca juga: Perbedaan Kopi Arabika dengan Robusta

Aroma seduhan kopi bisa mengaktifkan sel dan protein khusus di dalam otak.Unsplash/Sten Ritterfeld Aroma seduhan kopi bisa mengaktifkan sel dan protein khusus di dalam otak.
Melansir dari WebMD, penelitian tersebut menemukan beberapa kesimpulan. Pertama, aroma kopi bisa mengaktifkan 17 gen yang ada di dalam otak.

Kedua, level protein tertentu dalam otak tikus juga berubah berkat aroma kopi, menjadi komponen yang kaya antioksidan dan membawa pengaruh sangat menenangkan.  

Selain itu, beberapa tikus terbukti mengeluarkan protein yang bekerja melindungi sel-sel saraf dari kerusakan akibat paparan stres.

Penemuan di atas didukung oleh penemuan lainnya, bahwa beberapa tikus di kandang lain yang tak menghirup uap kopi, tak menunjukkan perubahan gen dan struktur protein yang sama pada otak mereka.

Baca juga: Pusing atau Sakit Kepala Setelah Minum Kopi, Ini Cara Penanganannya

Lewat penelitian-penelitian di Korea Selatan di atas, kemudian timbul sebuah pemahaman baru. Ketika menyesap cairan kopi yang kaya kafein bisa menyeret tubuh dalam efek samping berisiko, mengapa kita tidak menghirup aroma kopinya saja jika hanya ingin terjaga?

Jadi ketika pagi hari di ruang kantor dan Anda masih tersiksa kantuk, Anda bisa mengusir kantuk dan segera terjaga hanya dengan menghirup aroma kopi dari meja sebelah milik rekan kerja. 

Selain hemat, cara ini juga relatif lebih aman. Karena Anda tak akan mengalami tremor dan gelisah karena efek kebanyakan kafein.

Baca juga: Cara Mengatasi Tremor dan Anxiety karena Efek Kebanyakan Kafein

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Masalah Tiga Tubuh

Masalah Tiga Tubuh

Tren
Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Tren
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Tren
Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com