Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona 15 Oktober: WHO Bentuk Tim Baru Selidiki Asal-usul Covid-19

Kompas.com - 15/10/2021, 07:35 WIB
Mela Arnani,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Selama 28 hari terakhir, di antara 63.299 orang yang terinfeksi, 1,1 persen membutuhkan oksigen dan 0,1 persen berada di perawatan intensif.

Di antara yang membutuhkan suplementasi oksigen atau perawatan intensif, sebanyak 50,1 persen divaksinasi lengkap dan 49,9 persen tidak divaksinasi atau divaksinasi sebagian.

Baca juga: Kesempatan Terakhir, WHO Bentuk Tim Baru Selidiki Asal-usul Covid-19

WHO: Kematian tuberkulosis meningkat karena Covid-19

Tuberkulosis (TB) meningkat lagi secara global untuk pertama kalinya dalam satu dekade, terkait gangguan akses ke layanan kesehatan karena pandemi Covid-19.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kemunduran ini telah menghapus kemajuan bertahun-tahun dalam menangani penyakit yang dapat disembuhkan, yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.

“Ini adalah berita mengkhawatirkan yang harus menjadi peringatan global akan kebutuhan mendesak akan investasi dan inovasi untuk menutup kesenjangan dalam diagnosis, pengobatan, dan perawata bagi jutaan orang yang terkena penyakit ini tapi dapat dicegah dan diobati,” ujar Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dikutip dari CNA, Jumat (15/10/2021).

Dalam laporan tahunan TB untuk 2020, WHO mengungkapkan kemajuan dalam pemberantasan penyakit ini menjadi lebih buruk dikarenakan meningkatnya jumlah kasus yang tidak terdiagnosis dan tak diobati.

Organisasi ini memperkirakan sekitar 4,1 juta orang menderita tuberkulosis tapi belum didiagnosis atau dinyatakan secara resmi, naik tajam dari 2,9 juta pada 2019.

Pandemi corona telah memperburuk situasi penderita tuberkulosis, karena dana kesehatan telah dialihkan untuk mengatasi corona dan orang-orang berjuang mengakses perawatan karena penguncian.

Ada juga penurunan jumlah orang yang mencari pengobatan pencegahan, dari 2,8 juta orang pada 2020, turun 21 persen dari 2019.

“Laporan ini menegaskan ketakutan kami bahwa gangguan layanan kesehatan penting karena pandemi dapat mulai mengungkap kemajuan bertahun-tahun melawan tuberkulosis,” ujar Tedros.

Sekitar 1,5 juta orang meninggal karena TB pada 2020, termasuk 214.000 di antara orang HIV-positif.

Jumlah tersebut naik dari 1,2 juta pada 2019, dengan 209.000 di antaranya positif HIV.

Peningkatan jumlah kematian akibat TB terjadi terutama di 30 negara dengan beban TB tertinggi.

Sebagian besar kasus TB hanya terjadi di 30 negara, banyak di antaranya negara di Afrika dan Asia, dan lebih dari separuh kasus baru terjadi pada pria dewasa, sedangkan wanita menyumbang 33 persen kasus dan anak-anak 11 persen.

“Tujuan WHO adalah mengurangi kematian akibat TB sebesar 90 persen, dan tingkat kejadian hingga 80 persen pada tahun 2030 dibandingkan dengan tahun 2015, tetapi angka-angka terbaru mengancam untuk membahayakan strategi tersebut,” papar Tedros.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com