Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Cek Masker Medis Asli dan Masker Palsu

Kompas.com - 30/09/2021, 17:25 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penggunaan masker medis kini menjadi kebutuhan sehari-hari saat pandemi. Seiring dengan meningkatnya permintaan dan kebutuhan terhadap masker, di pasaran ditemukan pula masker-masker palsu dengan harga yang bersaing.

Sekilas, bentuknya mirip masker asli.

Bagaimana membedakan masker medis asli dan palsu?

Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 RS UNS Surakarta, dr Tonang Dwi Ardyanto, menjelaskan, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah mengecek ada tidaknya izin edar.

Biasanya izin edar tertera pada kemasan.

Informasi izin edar bisa diverifikasi melalui website: https://infoalkes.kemkes.go.id.

Jika kemasan masker sudah rusak atau kusam, sebaiknya tidak diterima.

"Jangan diterima ya (jika kemasan rusak). Artinya berisiko. Daripada risiko, jangan diterima," kata Tonang kepada Kompas.com, Kamis (30/9/2021).

Baca juga: Studi: Virus Corona Berkembang Baik di Udara, Masker Longgar Rawan Tembus

Cek tekstur masker

Dihubungi terpisah, dokter spesialis paru di RS Harapan Bunda, dr. Eva Sri Diana, SpP. menjelaskan, untuk membedakan masker asli dan masker yang palsu bisa dilihat dari teksturnya.

"Teksturnya bisa dilihat, aslinya lebih halus, jahitannya rapi," kata Eva saat dihubungi Kompas.com secara terpisah, Kamis (30/9/2021).

Ia menyebutkan, pada masker palsu, kotak atau kemasan biasanya lebih buram dan biasanya tali masker lebih gampang putus.

Sementara itu, dokter spesialis paru dan konsultan onkologi RSUD dr. Pirngadi Medan, Dr. Moh Ramadhani Soeroso, M.Ked(Paru),Sp.P-K.Onk, mengatakan, lapisan masker 3 ply mempunyai fungsi yang berbeda.

"Lapisan paling luar (hidrofobik) berfungsi sebagai anti air. Bagian tengah (hidrofilik) berfungsi sebagai penyaring kuman dan bakteri," kata dokter yang juga praktik di RS Methodist Medan dan RS Colombia Asia Medan itu, Kamis (30/9/2021).

Baca juga: Apa Perbedaan dan Fungsi Masker N95, KN95 dan KF94?

Dia juga menjelaskan, lapisan bagian dalam (hidrofilik) berfungsi untuk menyaring cairan yang keluar dari mulut.

Untuk mengecek suatu masker asli atau palsu, menurut Ramadhani, masker perlu ditetesi air.

Jika diberi tetesan air, masker asli akan menyerap air. Sementara, masker palsu tidak menyerap air.

"Kalau masker asli saat diteteskan air di lapisan dalam air tersebut akan menyerap ke lapisan dalam masker tersebut. Kalau yang KW (palsu) saat diteteskan air ke lapisan dalam masker, air tersebut tidak akan menyerap," papar Ramadhani.

Hal yang sama juga terjadi ketika bagian luar masker diberi tetesan air.

Ramadhani mengatakan, lapisan dalam masker asli pada lapisan dalamnya yang menyerap air menandakan bisa menahan droplets.

"Kalau masker asli lapisan dalam kan terserap air. Kalau saat Anda bersin akan diserap oleh masker," ujar dia.

Baca juga: Ingat, Masker Medis Sekali Pakai yang Dibuang Sembarangan Bisa Jadi Media Penularan Corona, Ini Cara Mengelolanya

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Penggunaan Masker Dobel yang Benar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com