Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Warna Asli Alam Semesta adalah Hitam?

Kompas.com - 26/09/2021, 09:30 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Selama ini banyak yang menduga warna asli alam semesta adalah hitam. Anggapan ini muncul mungkin karena langit malam tampak berwarna hitam.

Anggapan tersebut ternyata salah. Dilansir dari Live Science melalui KOMPAS.com, warna alam semesta yang sebenarnya adalah krem dan tidak terlalu jauh dari warna putih.

Warna alam semesta itu dinamai cosmic latte yang terinspirasi dari susu dalam bahasa Italia.

Fenomena tersebut terjadi karena konsep kunci dari spektrum kosmik mewakili cahaya alam semesta.

Warna cosmic latte mewakili cahaya yang dipancarkan ke seluruh alam semesta dan tidak hanya seperti yang tampak oleh manusia di Bumi saat ini.

Pendapat tersebut disampaikan oleh profesor di Institut Penelitian Astrofisika Universitas Liverpool John Moores di Inggris, Ivan Baldry, dan profesor terkemuka di Pusat Astrofisika dan Superkomputer di Universitas Teknologi Swinburne, Australia, Karl Glazebrook.

Baca juga: Temuan Terbaru NASA: Planet dengan Suhu Mirip Bumi

Dua ilmuwan tersebut mengatakan, warna alam semesta bukanlah hitam tetapi warna cosmic latte.

Penelitian yang telah diterbitkan dalam The Astrophysical Journal tahun 2002 itu dilakukan dengan mengukur cahaya yang datang dari puluhan ribu galaksi dan digabungkan menjadi spektrum tunggal yang mewakili seluruh alam semesta.

Seperti gelombang lainnya, cahaya terbentang dalam jarak yang sangat jauh karena efek doppler.

Efek doppler adalah frekuensi gelombang dari suatu sumber yang mengalami perubahan akibat pergerakan relatif detektor terhadap sumber gelombang atau sebaliknya.

Para astronom mengenal suatu fenomena yang disebut pergeseran merah, yaitu gelombang memanjang dan warnanya bergerak menuju ujung merah spektrum saat cahaya merenggang.

Hal ini membuat cahaya yang terlihat tidak sama dengan warna saat pertama kali dipancarkan.

Baca juga: 300 Juta Planet Berpotensi Dapat Dihuni, 1 Planet Ditemukan Mirip Bumi

Mengapa warna alam semesta tampak seperti berwarna hitam?

Baldry menjelaskan, meski banyak yang menganggap warna alam semesta adalah hitam,.tapi faktanya hitam bukanlah warna.

"Hitam hanyalah ketiadaan cahaya yang dapat dideteksi," ujar Baldry.

Sebaliknya, warna adalah hasil dari cahaya yang tampak dan diciptakan di seluruh alam semesta oleh bintang dan galaksi.

Bintang dan galaksi memancarkan gelombang radiasi elektromagnetik dan dipisahkan ke dalam kelompok yang berbeda berdasarkan panjang gelombang yang dipancarkan.

Kelompok sinar tersebut termasuk sinar-X, sinar ultraviolet, cahaya yang terlihat, radiasi inframerah, gelombang mikro, dan gelombang radio.

Sementara itu, cahaya menjadi satu-satunya bagian yang dapat dilihat dengan mata telanjang setelah membentuk sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik dalam panjang gelombang tertentu.

Baca juga: [HOAKS] Foto Terdekat dari Planet Saturnus

Warna sebenarnya adalah panjang gelombang berbeda dari cahaya yang mampu terlihat.

Warna merah dan jingga memiliki panjang gelombang yang lebih panjang, sedangkan biru dan ungu memiliki panjang gelombang yang lebih pendek.

Baldry menerangkan, spektrum bintang atau galaksi yang terlihat adalah ukuran kecerahan dan panjang gelombang cahaya yang dipancarkan bintang atau galaksi.

"(Spektrum kosmik) mewakili jumlah semua energi di alam semesta yang dipancarkan pada panjang gelombang cahaya optik yang berbeda," tulis Baldry dan Glazebrook dalam makalah online non-peer-review terpisah pada tahun 2002.

Spektrum kosmik nantinya memungkinkan ilmuwan untuk menentukan warna rata-rata alam semesta.

(Penulis: Aisyah Sekar Ayu Maharani | Editor: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

Sumber: KOMPAS.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com