Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mirip, Perhatikan Bedanya Pilek, Flu, dan Gejala Covid-19

Kompas.com - 11/09/2021, 17:30 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

KOMPAS.com – Saat saluran pernafasan mulai terganggu disertai ingus mengucur hidung, kita sering menyebutnya dengan istilah batuk-pilek.

Lantaran memiliki gejala yang mirip, penyebutan batuk-pilek yang merujuk selesma sering kali diasosiasikan dengan flu atau influenza.

Padahal, dua penyakit tersebut disebabkan oleh virus yang berbeda. Gejalanya pun berlainan.

Dalam istilah medis, selesma atau commond cold dapat disebabkan oleh banyak virus. Namun yang paling sering adalah Rinovirus, Respiratory syncytial virus (RSV), dan Adenovirus.

Sedangkan, flu berasal dari virus yang berbeda. Flu disebabkan oleh infeksi virus influenza.

Baca juga: Kenapa Tiba-tiba Bersin dan Pilek Setelah Makan?

Tak selamanya orang yang mengalami flu maupun selesma mengalami secara persis gejala-gejala tersebut. Kondisi yang sebenarnya terjadi bisa saja berbeda.

Terkadang, gejala selesma terjadi pada infeksi virus influenza dan sebaliknya. Maka dari itu, jangan lelah untuk mengamati bahkan mencatat perkembangan gejala.

Pada prinsipnya, baik batuk-pilek karena selesma maupun influenza memang memiliki persamaan. Persamaan itu disebabkan oleh infeksi virus sehingga tidak membutuhkan penanganan dengan antibiotik.

Jadi, tidak menjadi masalah serius juga ketika diagnosis penyakit ini sampai tertukar.

Secara umum, penanganan kedua penyakit tersebut ditujukan agar siapa saja, khususnya anak-anak menjadi lebih nyaman saat menghadapi sakitnya.

Dalam Buku Smart Parents: Pandai Mengatur Menu & Tanggap Saat Anak Sakit (2010) yang disusun Ayu Bulan Febry K.D., S.KM & dr. Zulfito Marendra, dijelaskan juga bahwa gejala pilek dan flu memang mirip.

Tak pelak, banyak orang menganggap keduanya sama. Padahal keduanya berbeda.

Baca juga: Tampak Mirip, Ini Beda Gejala Pilek dengan Flu

Flu adalah pilek yang disertai dengan demam. Gejalanya sangat khas, di antaranya:

  • Suhu tubuh meninggi
  • Badan terasa lemas
  • Persendian ngilu
  • Sakit kepala
  • Pilek yang kadang disertai batuk

Sedangkan pilek diawali dengan bersin-bersin, lalu keluar ingus jernih yang lama kelamaan bisa mengental dan pekat dari hidung.

Setelah itu, gejala yang timbul berlanjut gatal pada tenggorokan dan kadang disertai dengan rasa sakit saat menelan, tapi jarang diikuti demam.

Jika dibiarkan berlarut-larut, pilek ini dapat berubah menjadi flu.

Flu sebagai gejala Covid-19

Sementara itu, sebagian masyarakat mengkhawatirkan mengalami flu sebagai bentuk gejala awal terpapar virus SARS-CoV-2.

Covid-19 dan flu sama-sama menyebar dari orang ke orang melalui partikel-partikel yang mengandung virus (Covid-19 atau flu) ketika orang batuk, bersin, atau berbicara.

Partikel tersebut mungkin menempel di mulut atau hidung orang yang berada di dekatnya dan terhirup ke dalam paru-paru.

Dokter spesialis penyakit dalam, RA Adaninggar,dr,SpPD mengakui luasnya spektrum gejala Covid-19.

Mulai gejala yang ringan seperti masuk angin dan meriang, gejala sedang seperti demam tinggi dan pilek hebat, hingga kerusakan organ dan harus dilarikan ke unit gawat darurat.

Baca juga: Jangan Remehkan, Ini Perbedaan Flu Biasa dengan Gejala Covid-19

Untuk itu, ia menegaskan pentingnya untuk selalu memikirkan kemungkinan terburuk di era pandemi seperti ini.

Pola pikir ini lebih baik untuk melindungi orang sekitar dari penyebaran virus dan memonitor kondisi kesehatan kita, sampai akhirnya terbukti bahwa itu bukan Covid-19.

"Pada kondisi pandemi ini, lebih baik jika kita mengalami gejala flu, ringan atau apapun, kita harus memikirkan kemungkinkan ini adalah Covid," ujarnya melalui akun Instagram resmi, @drningz.

Perempuan yang akrab disapa dokter Ning ini menyarankan agar segera melakukan tes untuk memastikan, jika mengalami gejala flu dan fasilitasnya tersedia.

Jika tidak memungkinkan melakukan tes, ia menganjurkan untuk segera melakukan isolasi mandiri sambil memonitor kondisi kesehatan.

Contohnya, rutin mengecek kadar saturasi oksigen dan memantau gejala lain yang muncul. "Karena Covid bukan flu biasa, bisa memburuk pada 20 persen orang," tandas dia.

Menurut Ning, tidak perlu khawatir akan isu dicovidkan. Sebab pencegahan dini jauh lebih baik daripada lengah.

Terutama untuk menghindari terjadinya pemburukan yang tidak terdeteksi dini lantaran tidak segera melakukan tes atau berkonsultasi ke dokter.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Sekar Langit Nariswari, Lulu Lukyani, Irawan Sapto Adhi|Editor: Glori K. Wadrianto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com