Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Booty Bumping? Cara Coki Pardede Konsumsi Narkoba Lewat Anal

Kompas.com - 04/09/2021, 16:05 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

Cara ekstrem yang dilakukan pencandu narkoba tersebut menandakan bahwa ia telah kecanduan obat terlarang.

Namun, risiko kesehatan sudah menanti jika terbiasa mempraktikkan metode tersebut.

1. Kerusakan anus

Booty bump dapat merusak jaringan rektum dan robekan anus jika dilakukan terlalu sering.

Kontak dengan benda asing ini akan membuat area tersebut terluka dan tidak mendapatkan cukup waktu untuk menyembuhkan diri.

Kondisi ini dapat risiko penularan HIV dan infeksi menular seksual (IMS), khususnya jika mempraktikkan seks anal. Selain itu, kondisi ini akan menyebabkan rasa sakit di bagian anus dan bokong.

2. Gangguan kesehatan serius

Kebiasaan booty bump dapat menyebabkan gangguan pada sistem pembuangan seseorang. Misalnya saja tinja berdarah, perasaan terus-menerus perlu pergi ke kamar mandi, dan ketidakmampuan untuk mengontrol buang air besar.

Baca juga: Komika Coki Pardede Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Narkoba

Masalah kesehatan yang lebih serius juga mungkin terjadi seperti penyumbatan aliran darah ke bagian usus dan kematian sel yang tidak wajar.

Dalam kasus yang parah, seseorang mungkin akan membutuhkan tindakan kolostomi yakni operasi pembuatan lubang buatan di perut untuk menggantikan kerja usus besar yang sudah rusak.

3. Kecanduan makin parah

Rongga anus memiliki banyak kapiler dan lapisan permukaan yang tipis sehingga sabu lebih mudah diserap dibandingkan cara konsumsi oral.

Efek sampingnya, pengguna akan semakin ketergantungan dengan menambah jumlah dosisnya.

Beberapa orang mungkin mengambil dosis yang lebih banyak dibandingkan dosis oral tanpa menyadari bahwa jumlahnya terlalu banyak.

Karena tingkat penyerapan yang cepat, efek penggunaan sabu melalui boofing juga lebih tinggi dan intens.

Tentunya ini meningkatkan risiko overdosis yang bisa merenggut nyawa penggunanya.

(Sumber: Kompas.com Penulis Sekar Langit Nariswari | Editor Lusia Kus Anna)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com