Psikolog Klinis Veronica Adesla menyampaikan bahwa orang-orang cenderung menyukai konten horor karena ada sensasi penasaran dan ingin tahu lebih lanjut.
"Ada sensasi waktu nonton, ada deg-degannya, ada penasarannya, ada keingintahuan penonton seperti ini nanti kelanjutannya gimana, dan adegan-adegan seru," ujar Vero saat dihubungi Kompas.com, Minggu (29/8/2021).
Menurut dia, sensasi-sensasi yang muncul ini kemungkinan besar memang yang menjadi daya tarik dari kisah-kisah horor yang dibuat di berbagai platform hiburan.
Tidak hanya kisah horor, kisah-kisah mistis juga dinilai masih ramai penonton, termasuk di Indonesia.
"Kalau berbau mistis dan horor, ini memang masyoritas masyarakat masih mempercayai kayak cerita-cerita mistis tertentu, karena budaya masih match (sesuai)," lanjut dia.
Baca juga: 5 Cara Menjadi YouTuber Sukses pada 2021
Selain itu, Vero mengatakan bahwa dampak dari menonton konten horor atau bisa juga film horor bergantung pada sifat yang dimiliki suatu individu.
Ia menambahkan, ada dua tipe orang yang menonton konten horor.
Pertama, orang yang bawaannya sudah takut, namun tetap ingin menonton konten horor.
Baca juga: Soal Prank Sampah YouTuber Ferdian Paleka, dari Pelanggaran Etika hingga Tekanan karena Keadaan
Untuk tipe orang pertama atau yang takut dengan cerita horor, dia akan menyimak atau menonton konten horor sekadar memenuhi rasa penasarannya saja.
"Kalau orangnya takut denger cerita horor itu bisa sampai kebawa mimpinya," kata dia.
Kedua, orang yang biasa saja, dan menganggap konten horor hanya sebagai hiburan saja.
Baca juga: Menilik Peran Artis yang Kini Beralih Menjadi YouTuber, Ada Apa?