4. Uninstall tidak menyelesaikan masalah
Diberitakan Kompas.com, Rabu (1/9/2021) pemerhati keamanan siber Yerry Niko Borang mengatakan, kebocoran data pengguna ini kemungkinan besar karena masalah keamanan di server pemerintah.
"Kebocoran ini terjadinya lebih di server pemerintah, sebab data tidak bocor di handphone pengguna, sebenarnya. Seperti teknik pengamanan dan teknologi, serta aplikasi dari pemerintah yang tidak aman," kata Yerry.
Masalah kebocoran data ini, menurut Yerry, tidak akan selesai dengan hanya menghapus atau uninstall aplikasi. Pemerintah perlu melakukan evaluasi sistem keamanan.
"Mestinya penggunaan dan sistem e-HAC ini segera dievaluasi oleh pemerintah. Segera ditambal yang bolong," ujar Yerry.
5. Data di PeduliLindungi masih aman
Diberitakan Kompas.com, 31 Agustus 2021, Menteri Kominfo, Johnny G Plate mengatakan bahwa kebocoran data berasal dari aplikasi e-HAC versi awal yang belum terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi.
"Berdasarkan informasi yang kami terima, e-HAC yang mengalami kebocoran adalah aplikasi awal yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga, sebelum dialihkan ke PeduliLindungi," kata Johnny
Menkominfo menjelaskan, saat ini kasus kebocoran data aplikasi e-HAC tengah ditangani Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Baca juga: Cara Cek Penerima Vaksin Covid-19 di Peduli Lindungi
(Sumber: Kompas.com/Rosy Dewi Arianti Saptoyo, Wahyunanda Kusuma Pertiwi | Editor: Sari Hardiyanto, Oik Yusuf)