Atas adanya kasus dugaan kebocoran ini, Kemenkes bersama Kominfo dan pihak terkait akan melakukan investigasi lebih lanjut.
Menurut Anas, kebocoran data ini kemungkinan besar terjadi karena adanya kebocoraan dari pihak mitra.
"Dugaan kebocoran di data e-HAC yang lama diakibatkan kemungkinan adanya dugaan kebocoran di pihak mitra dan ini sudah diketahui oleh pemerintah dan saat ini pemerintah sudah melakukan tindakan pencegahan serta melakukan upaya lebih lanjut," tutur Anas.
Sebagai langkah mitigasi, Anas meminta kepada masyarakat untuk menghapus atau uninstall aplikasi e-HAC dari ponsel atau perangkat yang digunakan.
"Pemerintah meminta kepada masyarakat untuk menghapus, menghilangkan, atau men-delete, atau meng-uninstall aplikasi e-HAC yang lama, yang terpisah," katanya lagi.
Baca juga: Tanggapan Kominfo soal Permohonan Pemblokiran Game PUBG dan Free Fire
Anas menjelaskan, kini aplikasi e-HAC sudah tidak dipakai lagi karena sudah terintegrasi dengan aplikasi dan situs web PeduliLindungi.
Kendati demikian, sistem pemantauan kesehatan secara digital akan terus berjalan.
Pihaknya menjamin bahwa e-HAC yang sudah terintegrasi dengan PeduliLindungi ini memiliki infrastruktur dan sistem yang lebih aman.
"Berbeda dengan sistem eHAC yang lama berbeda dengan eHAC ini sudah terintegrasi dengan PeduliLindungi," kata Anas.
"Sebagai langkah mitigasi, maka e-HAC yang lama sudah dinonaktifkan dan saat ini e-HAC tetap dilakukan, tetapi berada di PeduliLindungi," imbuh dia.
Baca juga: Hacker asal Sleman Raup Rp 31,5 Miliar dengan Meretas Perusahaan di AS