KOMPAS.com - Kedutan mata merupakan kondisi yang tidak dapat kita kontrol. Hal ini biasanya berlangsung sebentar dan tidak menyebabkan nyeri pada mata.
Apa yang menyebabkan mata kedutan?
Dokter spesialis mata dari Departemen Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan RSCM Kirana, Dr dr Gitalisa Andayani SpM(K), menjelaskan, kedutan pada mata adalah kejang otot yang tidak dapat dikendalikan.
"Kedutan mata, atau eye twitch/eyelid myokymia/blefarospasme, adalah kejang otot mata atau atau gerakan kelopak mata yang tidak dapat dikendalikan," ujar Gitalisa saat dihubungi Kompas.com, Minggu (22/8/2021).
Baca juga: Ramai soal Mata Kedip Saat Makan Disebut Sindrom Tourette, Benarkah?
Dokter Gitalisa menyebutkan, ada 3 jenis kedutan mata yang umum terjadi, yakni:
1. Kedutan kelopak mata minor atau tic
Kedutan jenis ini sering dikaitkan dengan hal sehari-hari seperti kelelahan, stres, atau konsumsi kafein. Gerakan umumnya cepat, muncul selama setiap beberapa detik.
Biasanya, terjadi selama hanya satu atau dua menit. Jenis kedutan mata ini tidak mengganggu penglihatan.
2. Blefarospasme esensial ringan
Biasanya, kedutan ini terjadi pada pasien usia pertengahan hingga akhir lanjut usia, dan bertambah berat seiring berjalannya waktu. Penyebabnya diduga faktor genetik dan lingkungan, namun belum diketahui secara pasti.
Kondisi blefarospasme esensial ditandai dengan salah satu atau kedua kelopak mata menutup tanpa sadar, selama beberapa detik hingga beberapa jam.
Pada awal penyakit, bisa terdapat gerakan mata berkedip (blink), mengedipkan mata (wink), atau mengernyitkan wajah. Pada stadium lanjut, kelopak mata dapat tertutup rapat hingga beberapa jam sehingga Anda tidak dapat melihat.
Kejang ini dapat mempengaruhi otot-otot lain di wajah. Semakin parah, Mata dapat menjadi lebih sensitif terhadap cahaya dan penglihatan kabur.
3. Kejang hemifasial
Kondisi ini jarang terjadi. Kejang melibatkan otot-otot di sekitar mulut dan kelopak mata. Biasanya kejang hemifasial hanya mempengaruhi satu sisi wajah. Paling sering, penyebabnya adalah arteri yang menekan saraf wajah.