Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Virus Corona Delta dan Delta Plus, Apa Bedanya?

Kompas.com - 29/07/2021, 08:29 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kasus Covid-19 dengan varian virus corona Delta dan Delta Plus telah ditemukan di Indonesia.

Kasus Covid-19 dengan varian Delta Plus dilaporkan Satgas Covid-19 Provinsi Jambi.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Jambi, Johansyah, mengatakan, kasus varian Delta teridentifikasi dari sampel yang dikirimkan RS Raden Mattaher.

Rumah sakit tersebut mengirim 454 sampel ke Lembaga Biologi Molekuler Eijkman pada Juni 2021.

Hasilnya, ada 7 orang yang terinfeksi varian Delta. Dari 7 orang itu, 2 orang terjangkit varian AY.1 atau varian Delta Plus.

Sedangkan 5 orang lainnya terjangkit varian AY.3.

Baca juga: 7 Fakta Varian Delta Plus, dari Gejala hingga Cara Mencegahnya

Apa perbedaan varian Delta dan Delta Plus?

Mengutip Medical News Today, 6 Juli 2021, varian Delta merupakan mutasi virus yang pertama kali diidentifikasi pada Desember 2020 di India.

Varian Delta dikenal pula dengan sebutan B.1.617.2.

Varian Delta dengan cepat menjadi varian yang paling umum diidentifikasi di India dan saat ini juga menjadi varian dominan di Inggris.

Varian ini telah menunjukkan peningkatan transmisi 40 sampai 60 persen dibandingkan varian alfa dominan sebelumnya.

Varian Delta Plus

Sementara, varian Delta Plus merupakan turunan dari varian Delta.

Perbedaan antara varian Delta dan Delta Plus terletak pada mutasi tambahan K417N pada protein lonjakan virusnya.

K417 ini yang dipakai virus menginfeksi sel-sel sehat.

Mutasi K417N saat ini juga menjadi perhatian karena mutasi tersebut juga ditemukan pada varian beta yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.

Varian Delta Plus dikenal sebagai B.1.617.2.1 atau AY.1.

Baca juga: Ada Varian Corona Delta Plus, Bagaimana Efektivitas Vaksin?

Badan Kesehatan Masyarakat Inggris pertama kali menetapkan varian Delta Plus sebagai varian perhatian pada 11 Juni 2021.

Otoritas India melakukan langkah yang sama pada 22 Juni 2021.

Kini, ada 11 negara yang melaporkan adanya 197 kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian Delta Plus SARS-CoV-2.

Reuters, 23 Juni 2021, memberitakan, hingga 16 Juni ada ratusan kasus yang ditemukan di 11 negara, yaitu:

  1. Inggris
  2. Kanada 
  3. India 
  4. Jepang 
  5. Nepal
  6. Polandia  
  7. Portugal  
  8. Rusia  
  9. Swiss  
  10. Turki  
  11. Amerika Serikat  

Penyelidikan

Kepada Reuters, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, saat ini varian Delta Plus hanya menyumbang sebagian kecil dari urutan Delta.

Akan tetapi, WHO mengingatkan, varian ini tetap berisiko terhadap kesehatan masyarakat seperti varian lainnya karena varian-varian yang muncul telah menunjukkan peningkatan penularan.

Konsorsium SARS-CoV-2 Genomics India (INSACOG) yang mengurutkan genom virus SARS-CoV-2 saat ini juga terus mengikuti penyelidikan evolusi Delta Plus.

Adapun INSACOG mencantumkan sejumlah kekhawatirannya tekait Delta Plus yakni:

  • Peningkatan transmisibilitas
  • Ikatan yang lebih kuat dengan reseptor sel paru-paru
  • Potensi pengurangan respons antibodi monoklonal.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Virus Corona Varian Delta Plus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com