TNI AU pun melakukan serangan balasan di daerah pendudukan Belanda di Jawa tepatnya di Ambarawa, Salatiga, dan Semarang.
Serangan dilakukan oleh Kadet Penerbang Sutardjo Sigit, Suharmoko Harbani, dan Mulyono, dibantu tiga orang teknisi yang bertindak sebagai penembak udara yaitu Sutardjo, Kaput, dan Dulrachman. Mereka menggunakan dua buah pesawat Churen dan sebuah Guntei.
Serangan udara ini dilancarkan pada dini hari pada tanggal 29 Juli 1947.
Namun sebagai balasannya, pesawat P-40 kittyhawk Belanda menghadang pesawat Dakota VT-CLA milik Indonesia.
Baca juga: Kronologi dan Detik-detik Peristiwa Kudatuli 27 Juli 1996
Sedangkan korban lainnya yang menumpang pesawat itu adalah pilot Alexander Noel Constantine (Australia), co-pilot Roy Hazlehurst (Inggris), teknisi Bidha Ram (India), Zainal Arifin (konsul Indonesia) and Ny. Constantine. pic.twitter.com/qSYfofDCP4
— BPNB D.I. Yogyakarta (@bpnbdiy) March 31, 2019
Pesawat itu sedang mengangkut obat-obatan bantuan dari Palang Merah Malaya. Belanda menembakinya dan membuat badan pesawat hancur.
Pesawat dan prajurit di dalamnya jatuh di Desa Ngoto, 3 km Selatan DI Yogyakarta.
Tiga pelopor dan perintis TNI AU yang ada dalam pesawat tersebut gugur, yaitu Komodor Muda Udara Adisutjipto, Komodor Muda Udara Abdulrachman Saleh, dan Opsir Muda Udara Adisumarmo.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Arkeolog Temukan Machu Picchu 24 Juli 1911