Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Nomor Kode Telepon Indonesia +62? Ini Sejarah dan Alasannya

Kompas.com - 28/07/2021, 20:30 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketika berselancar di media sosial, seringkali Anda akan menemukan istilah "negara +62".

Istilah tersebut kerap digunakan warganet untuk merujuk pada Indonesia, yang memiliki kode nomor telepon +62.

Sebagaimana diketahui, setiap negara memiliki kode telepon yang berbeda, misalnya +60 untuk Malaysia dan +1 untuk Amerika Serikat. 

Apakah Anda tahu alasan dan sejarah Indonesia memiliki kode nomor telepon +62? 

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kementerian Kominfo (@kemenkominfo)

Baca juga: Drama Racket Boys Dianggap Melecehkan Indonesia dan Picu Amarah Netizen +62

Sejarah kode telepon

Kode telepon setiap negara disusun oleh badan internasional bernama International Telecommunication Union (ITU).

Mengutip laman ITU, badan internasional di bawah Perserikata Bangsa-Bangsa (PBB) itu berdiri pada 1865 untuk memfasilitasi konektivitas internasional dalam jaringan komunikasi.

ITU berperan mengalokasikan spektrum radio global dan orbit satelit, serta mengembangkan standar teknis yang memastikan jaringan dan teknologi saling terhubung dengan mulus.

Organisasi tersebut juga berupaya meningkatkan akses teknologi komunikasi ke komunitas yang kurang terlayani di seluruh dunia.

Setiap kali Anda melakukan panggilan telepon melalui ponsel, mengakses internet atau mengirim email, Anda mendapat manfaat dari peran ITU.

ITU berkomitmen untuk menghubungkan semua orang di dunia, di mana pun mereka tinggal.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Misteri Hilangnya Kapal SS Waratah 27 Juli 1909

 

Zona wilayah

Melansir The Guardian, penyusunan kode telepon untuk masing-masing negara disetujui oleh ITU pada awal 1960-an.

ITU menyusun kode telepon tiap negara dengan terlebih dulu membuat pembatasan zona wilayah.

  • Zona 1 untuk wilayah Amerika Utara dan Amerika Tengah
  • Zona 2 untuk wilayah Afrika
  • Zona 3 dan 4 untuk wilayah Eropa
  • Zona 5 untuk wilayah Amerika Selatan
  • Zona 6 untuk wilayah Oseania, Australia, dan sekitarnya
  • Zona 7 untuk wilayah Rusia
  • Zona 8 untuk wilayah Asia Timur
  • Zona 9 untuk wilayah Asia Barat dan Timur Tengah

Zona tersebut kemudian dibagi lebih lanjut sesuai dengan kapasistas masing-masing jaringan, misalnya 33 untuk Perancis, 44 untuk Inggris, 353 untuk Irlandia, dan seterusnya.

Pengaturan tersebut dilakukan karena ITU memastikan bahwa tidak lebih dari 11 digit nomor telepon yang dipanggil, termasuk kode tersebut.

Hal tersebut dilakukan agar masyarakat tidak pusing menghapalkan nomor telepon dengan digit panjang.

Baca juga: Kosovo Akhirnya Dapat Kode Telepon Internasional Sendiri

Indonesia dapat kode +62

Indonesia berada di wilayah Asia Tenggara, yang berjarak dekat dengan Oseania dan Australia.

Sehingga, sesuai dengan pembagian zona ITU, digit awal kode telepon Indonesia adalah 6 kemudian diikuti angka 2 yang menunjukkan kapasitas jaringan.

Dengan demikian, maka Indonesia memiliki kode telepon +62.

Sebagai catatan, penyematan tanda (+) berperan penting untuk menunjukkan kode negara. Tanpa tanda tersebut, maka angka yang ditekan hanya merupakan angka biasa.

Sedangkan jika menggunakan digit 0 di awal, maka jangkauan telepon hanya di Indonesia saja. Kode +62 membuat Anda bisa berkomunikasi lintas negara.

 Daftar lengkap nomor kode internasional negara-negara dunia dapat dilihat di sini. 

Baca juga: Arab Saudi Larang Warganya ke Indonesia, Nekat Bakal Disanksi 3 Tahun

 

Kode telepon Jerman Timur, Uni Soviet, dan Amerika

Sebagian besar negara memiliki nomor kode satu atau dua digit. 

Namun ada juga negara yang memiliki kode negara tiga digit seperti +670 untuk Timor Leste.

Awalnya kode tiga digit ini diberikan kepada negara yang relatif kecil atau baru.

Namun ada juga negara besar, seperti Saudi Arabia (+966) atau Uruguay (+598), yang memiliki kode negara tiga digit.

Baca juga: Varian Corona Delta Plus Terdeteksi di Indonesia, Simak Gejalanya

Dinamika politik

Kode negara juga banyak dipengaruhi oleh dinamika politik bangsa dan dunia.

Contohnya ketika Jerman Timur dan Jerman Barat melakukan unifikasi, kode negara Jerman Barat (+49) yang diambil. Sementara kode +37 milik Jerman Timur dihapus.

Sedangkan di konflik Korea, Korea Utara menggunakan nomor baru +850 setelah pisah dari Korea Selatan. Korea Selatan sendiri mempertahankan nomor lamanya, +82.

Sementara saat berhasil memisahkan diri dari Uni Sovyet, beberapa negara pecahan juga ramai-ramai meninggalkan kode Zone 7 yang digunakan selama ini. Contohnya Lithuania (menjadi +370) atau Estonia (+372).

Negara pecahan yang dekat ke Asia menggunakan Zona 9, seperti Uzbekistan (+998) atau Azerbaijan (+994). Hanya Kazakhstan yang tetap mempertahankan kode negara +7, selain tentu saja Rusia.

Kode negara sebenarnya juga menunjukkan besarnya pengaruh sebuah negara di dunia.

Contohnya AS yang memiliki kode negara +1 atau Rusia (+7). Negara berpengaruh lain yang mendapatkan “nomor cantik” adalah Inggris (+44) dan Perancis (+33).

Baca juga: Penjelasan Kemenkes soal Syarat Fotokopi KTP untuk Vaksinasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com