Ada faktor individu lain yang memengaruhi intensitas gigitan nyamuk, misalnya karbon dioksida dan bau badan. Ketika seseorang melepaskan karbon dioksida saat menghembuskan napas, ini akan meninggalkan jejak yang bisa diikuti nyamuk.
Baca juga: Cara Membuat Semprotan Pengusir Nyamuk dari Bahan Alami
Peningkatan karbon dioksida di udara dapat mengingatkan nyamuk bahwa ada kemungkinan inang di dekatnya. Nyamuk kemudian akan bergerak menuju sumber karbon dioksida.
Sementara itu, ada sejumlah faktor yang dapat memengaruhi bau seseorang pada nyamuk. Pertama, senyawa pada kulit.
Para peneliti telah menemukan beberapa senyawa yang ada pada kulit yang membuat beberapa orang lebih menarik bagi nyamuk, seperti amonia dan asam laktat.
Kedua, bakteri pada kulit. Menurut sebuah studi pada 2011, orang dengan jumlah bakteri lebih tinggi, tetapi memiliki keragaman bakteri yang lebih rendah di kulit, lebih menarik bagi nyamuk. Lalu terakhir adalah faktor genetika.
(Sumber:Kompas.com/Galih Pangestu Jati, Ahmad Naufal Dzulfaroh | Editor: Galih Pangestu Jati, Rizal Setyo Nugroho)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.