KOMPAS.com - Indonesia harus mengutang lagi saat kondisi pandemi virus Covid-19 dan Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan alasan kuatnya.
Berikut tiga alasan kuat Indonesia harus mengutang lagi menurut Menkeu sebagaimana dilansir dari Kompas Money, Minggu (25/7/2021).
1. Menutup defisit
Menkeu Sri Mulyani mengatakan, tambahan utang sangat diperlukan untuk menutup defisit yang kian membengkak. Hal itu terjadi akibat besarnya pengeluaran pemerintah.
Sri Mulyani mengibaratkan kondisi keuangan Indonesia itu adalah besar pasak daripada tiang.
2. Penanganan kesehatan
Menurut Menkeu, Indonesia harus mengutang lagi demi menutupi kebutuhan anggaran kesehatan. Tambahan utang itu untuk persediaan anggaran penangaan kesehatan sesuai kebutuhan.
Baca juga: Sri Mulyani Beberkan Alasan Harus Tambah Utang Negara saat Pandemi
Ia menegaskan bahwa menyelamatkan nyawa manusia itu tidak bisa ditawar, sehingga mau tidak mau Indonesia harus mengutang lagi. Ditambah penanganan pandemi yang lama ini berisiko merusak perekonomia negara.
3. Danai program jaring pengaman sosial
Sri Mulyani juga menyebutkan alasan lain Indonesia harus mengutang lagi, yakni untuk mendanai sejumlah program jaring pengaman sosial.
Ia mengatakan bahwa pandemi Covid-19 menyebabkan masyarakat, terutama menengah ke bawah, mengalami keterpurukan ekonomi pasca-kebijakan pembatasan kegiatan.
Dengan demikian, mereka harus dibantu ekonominya, sehingga pemerintah harus turun tangan agar perekonomian negara secara makro tetap terjaga.
"Kebutuhan untuk meningkatkan anggaran di bidang kesehatan, bantuan sosial bantu masyarakat, dan bantu daerah. Hal ini terjemahannya adalah suatu beban APBN yang luar biasa, kami di Kementerian Keuangan merespon dengan apa pun kita lakukan untuk menyelamatkan warga negara dan perekonomian Indonesia," jelas Menkeu dalam siaran YouTube Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risikp (DJPPR) Kementerian Keuangan, Minggu (25/7/2021).
Badan Anggaran (Banggar) DPR RI memperkuat penjelasan Sri Mulyani soal alasan kuat Indonesia harus mengutang lagi.
Ketua Banggar Said Abdullah menyatakan bahwa pemerintah memang perlu mengutang lagi karena kondisinya memang demikian.