Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Virus Corona Dapat Menular Lewat Daging Kurban? Ini Kata Ahli

Kompas.com - 16/07/2021, 20:07 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) resmi menetapkan Idul Adha 1442 H jatuh pada Selasa, 20 Juli 2021.

Tahun ini perayaan Idul Adha akan kembali digelar di tengah pandemi Covid-19, sama seperti tahun lalu.

Untuk mengantisipasi penularan Covid-19, Kemenag telah menerbitkan aturan khusus terkait pelaksanaan Idul Adha.

Baca juga: INFOGRAFIK: Tata Cara Pemotongan Hewan Kurban di Wilayah PPKM Darurat

Peraturan tersebut meliputi pelaksanaan shalat Idul Adha dan juga terkait pemotongan hewan kurban.

Aturan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Menteri Agama Nomor 17 Tahun 2021.

Dalam edaran tersebut diatur mengenai penerapan jaga jarak, protokol kesehatan dan kebersihan petugas/pihak yang berkurban, juga kebersihan alat.

Baca juga: Penambahan Kasus Covid-19 di Indonesia Peringkat 1 di Dunia, Disorot Media Asing

Lantas, bagaimana dengan keamanan daging kurban? Apakah virus corona dapat menyebar lewat daging kurban?

Ahli biologi molekuler Indonesia Ahmad Utomo mengatakan, sejauh ini belum ada bukti konkrit penularan Covid-19 dari sentuhan daging kurban.

"Sebenarnya belum ada bukti konkrit penularan dari sentuhan dagingnya, namun yang perlu diantisipasi adalah munculnya kerumunan orang sejak proses penyembelihan, pemotongan hingga distribusi," kata Ahmad saat dihubungi Kompas.com, Jumat (16//2021).

Menurut Ahmad, yang perlu diwaspadai adalah potensi penularan virus corona dari kerumunan orang, baik sejak proses penyembelihan, pemotongan, hingga distribusi daging.

Baca juga: Varian Delta Dapat Menular Hanya Berpapasan 5-10 Detik, Apakah 3M Masih Cukup?

"Karena biasanya muncul kerumunan penonton menyaksikan penyembelihan, ini perlu dihindari," katanya lagi.

Ahmad mengatakan, untuk menghindari terjadinya kerumunan, sebaiknya prosesi penyembelihan, pemotongan, hingga distribusi daging hanya dilakukan petugas.

"Jadi hanya petugas saja dan mereka tetap melakukan proses penyembelihan hingga distribusi dengan protokol kesehatan," ujar Ahmad.

Baca juga: Meski Haram, Berikut 5 Alasan MUI Bolehkan Penggunaan Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Virus menular karena kerumunan

Menurut Ahmad, warga tidak perlu mengantre untuk mendapatkan jatah daging kurban. Sebaliknya, daging akan didistribusikan oleh petugas kepada warga.

"Jangan sampai ada warga mengantre. Daging akan didistribusi ke warga, bukan warga mendatangi daging," kata Ahmad.

Adapun untuk pengolahan daging kurban, menurut Ahmad tidak diperlukan perlakuan khusus.

Dia mengatakan, daging yang diterima dapat diperlakukan seperti biasanya, yakni dibersihkan dan dimasak sampai matang jika akan dikonsumsi.

"Intinya sederhana, virus menular itu karena masih ada warga yang berdekatan. Maka serahkan prosesi (kurban) ke petugas yang diamanahkan warga," kata Ahmad.

Baca juga: Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah

Penularan dari manusia ke hewan

Sementara itu, diberitakan Kompas.com, Selasa (13/7/2021) epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menjelaskan, hingga saat ini belum ada laporan atau bukti terjadinya penularan virus corona dari hewan kepada manusia.

Namun sebaliknya, kasus penularan yang terjadi dari manusia ke hewan sudah beberapa kali ditemukan.

"Penularan dari manusia ke hewan peliharaan seperti kucing dan anjing sudah dilaporkan, dan memang secara teoritis semua binatang mamalia bisa tertular dan menularkan coronavirus," kata Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (11/7/2021).

Baca juga: Ramai soal Curhat Rakyat Kecil Minta Jokowi Sudahi PPKM Darurat, Apa Kata Satgas Covid-19?

Rekomendasi

Untuk mencegah potensi penularan virus corona saat pelaksanaan ibadah kurban, pihaknya memberikan rekomendasi terkait kesehatan hewan kurban.

Dicky menyebutkan, ada beberapa kriteria terkait hewan kurban yang perlu diperhatikan, antara lain:

  1. Memenuhi persyaratan sesuai syariat agama
  2. Tidak memiliki riwayat kontak dengan penderita Covid-19, orang yang kontak dengan penderita Covid-19, serta hewan lain yang terinfeksi dan atau memiliki gejala klinis terinfeksi SARS-CoV-2
  3. Hewan kurban berlokasi atau dipelihara di wilayah dengan prevalensi kasus Covid-19 yang rendah atau di zona hijau dan kuning
  4. Hewan kurban telah diperiksa dokter hewan atau petugas kesehatan hewan dan tidak memiliki gejala klinis terinfeksi SARS-CoV-2 dan penyakit menular lainnya (zoonosis).

Baca juga: Deretan Hewan yang Tinggal di Kutub Utara dan Selatan

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Protokol Pemotongan Hewan Kurban di Wilayah PPKM Darurat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com