Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Jadi Episentrum Baru Covid-19 di Asia, Ini Pesan Epidemiolog

Kompas.com - 16/07/2021, 12:15 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia disebut sebagai episentrum baru Covid-19 di Asia.

Bukan tanpa alasan, status itu disematkan setelah rekor kasus harian beberapa hari terkahir menjadi yang tertinggi di dunia, melampau India.

Pada Kamis (15/7/2021), Indonesia melaporkan lebih dari 56.000 kasus baru, sementara India melaporkan lebih dari 39.000 kasus baru. 

Melihat situasi ini, epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, status Indonesia sebagai episentrum baru Covid-19 harus diterima dengan kewaspadaan dan direspons dengan melakukan perbaikan.

Sebab, kondisi yang lebih buruk diprediksi akan berlangsung hingga akhir Juli 2021.

Baca juga: Indonesia Disebut Episentrum Baru Covid-19 Asia, Epidemiolog Soroti Kebijakan yang Belum Sesuai

Meski tak berlangsung lama, kondisi tersebut akan memakan banyak korban dan berdampak pada berbagai sektor.

"Memang ini tidak akan lama, tapi akan menyakitkan, membawa banyak korban, banyak kepanikan, dan membawa dampak negatrif lain di semua sektor," kata Dicky kepada Kompas.com, Kamis (15/7/2021).

Oleh karena itu, Dicky berharap agar semua pihak saling bahu membahu dan bersiap menghadapi situasi ini.

Strategi berbasis sains dan transparan

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengeluarkan kebijakan dan strategi penanganan pandemi Covid-19 yang berbasis sains.

Ia juga meminta agar pemerintah tidak menyangkal situasi yang ada di Indonesia saat ini.

Menurut Dicky, pengakuan dan transparansi itu justru menunjukkan bahwa pemerintah menguasai masalah dan tahu apa yang harus dilakukan.

"Mohon tidak menyangkal, faktanya ada dan kita harus transparan. Pengakuan itu bukanlah tanda kelemahan, tetapi mengakui kelemahan, kekurangan, keadaan sebenarnya kita, itu menunjukkan bahwa kita menguasai masalah, mengetahui apa yang kita hadapi," jelas dia.

"Tentu artinya kita akan memiliki strategi mana, itu yang harus berbasis sains," lanjut Dicky.

Baca juga: Indonesia Melampaui India, Bersiap Jadi Episentrum Baru Covid-19 Asia

Selanjutnya, pemerintah perlu meningkatkan lagi testing Covid-19 minimal 1 juta orang per hari secara merata di seluruh daerah.

Hal ini dilakukan atas laporan 1.000 kematian akibat Covid-19 beberapa hari yang lalu. Sebab, angka kematian saat ini merupakan dampak dari kasus 2-3 minggu sebelumnya.

Dalam rumus epidemiologi, jumlah kasus yang menyebabkan 1.000 kematian per hari, setidaknya harus ada 120.000-130.000 kasus infeksi. Artinya kasus Covid-19 di Indonesia saat itu telah mencapai lebih dari 100.000 kasus.

Lemahnya testing dan deteksi dini membuat kasus yang ditemukan tak sampai 100.000.

"Itu harusnya dari satu kasus konfirmasi ada 10 kasus kontak yang dicari. Artinya testing-nya 1 juta, ini harus dilakukan secara merata di seluruh daerah," ujar Dicky.

PPKM Darurat dilanjutkan

Terkait pelaksanaan PPKM Darurat, Dicky menilai, perlu diperpanjang minimal selama 6 minggu dengan penguatan isi dan implementasinya.

Selain itu, perlu adanya visitasi atau kunjungan oleh kader-kader civil society untuk menemukan kasus di masyarakat serta memberikan bantuan kepada yang membutuhkan.

"Sekarang sudah saatnya bahu-membahu, menemukan kasus di masyarakat, memberikan bantuan ketika isoman, dan hal-hal lain terkait fase terapi, karantina, dan pemulihan," kata dia.

Ia juga berpesan kepada seluruh warga agar menaati 5M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitasi.

Bagi warga yang memiliki penghasilan bulanan, Dicky meminta agar tetap diam di rumah.

Sementara, bagi orang yang memiliki otorisasi sebagai kepala kantor, ia berharap adanya kebijakan yang mendukung pembatasan.

"Buat yang terpaksa harus keluar rumah karena untuk kehidupan dan belum ada dukungan pemerintah, ya kita berikan keleluasaan itu dengan memberikan juga literasi supaya yang bersangkutan aman, keluargnya aman, masyarakat juga aman," tutur Dicky.

Dengan kebersamaan itu, Dicky meyakini Indonesia bisa melalui masa kritis ini pada akhir Agustus, atau paling lambat akhir September.

Luar Jawa-Bali harus bersiap

Untuk daerah luar Jawa-Bali, Dicky mengingatkan agar selalu bersiap dalam menghadapi situasi buruk akibat Covid-19.

Sebab, dalam situasi seperti ini semua daerah pada dasarnya akan menunggu giliran.

"Jadi jangan sampai tidak belajar dari apa yang dialami Jawa-Bali," ujar dia.

"Oleh karena itu, ini merupakan pesan penting untuk semua wilayah Indonesia bahwa kita harus bersiap dan melakukan strategi pencegahan," kata Dicky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com