Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Klaim Covid-19 di Indonesia Terkendali, Epidemiolog: Wajar, Bukan Ahli Kesehatan

Kompas.com - 13/07/2021, 19:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menampik anggapan bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia tak terkendali.

Ia mengklaim, berdasarkan data yang dimilikinya, Covid-19 di Indonesia sangat terkendali.

"Jadi kalau ada yang berbicara bahwa tidak terkendali keadaannya, sangat-sangat terkendali. Jadi yang bicara tidak terkendali itu bisa datang ke saya. Nanti saya tunjukkan ke mukanya bahwa kita terkendali," ujar Luhut dalam konferensi pers daring, Senin (12/7/2021).

Menurut dia, pemerintah terus berusaha memperbaiki semua kendala dalam penanganan pandemi virus corona.

Baca juga: Beredar Isu PPKM Darurat Diperpanjang hingga 17 Agustus 2021, Jubir Luhut: Tidak Benar

Menanggapi klaim Luhut, epidemiolog Griffith University Dicky Budiman memaklumi jika Menko Marves itu mengeluarkan pernyataan tersebut karena bukan ahli kesehatan.

"Beliau kan bukan ahli kesehatan. Jadi Beliau bilang gitu ya wajar. Ini kan yang mensuplai datanya yang dipertanyakan. Kalau Beliau salah ya wajar, bukan ahli kesehatan," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (13/7/2021).

Ia menyebutkan, salah satu unsur utama dalam menilai pandemi di suatu negara atau daerah adalah test positivity rate.

Jika test positivity rate suatu negara tidak melebihi 5 persen, maka pandemi di negera tersebut masuk kategori terkendali.

Sementara, di Indonesia angkanya saat ini berada di atas 20 persen.

"Disebut pandemi terkendali ya test positivity rate harus paling tinggi 5 persen, di atas itu ya namanya tidak terkendali," jelas dia.

"Apalagi di atas 10 persen, namanya ya sangat tidak terkendali. Kita sekarang ada di atas 20 persen, tinggi banget," lanjut Dicky.

Baca juga: Soal Covid-19, Luhut: Jangan Buat Hoaks, Nanti Kami Tindak

Selain test positivity rate, angka infeksi Covid-19 di Indonesia juga masih sangat tinggi dengan lebih dari 120 kasus per 1 juta penduduk.

Kategori terkendali, kata Dicky, angka infeksi harus 1 kasus per 1 juta penduduk atau bahkan 1 kasus per 10 juta penduduk.

Oleh karena itu, Dicky meminta agar semua sektor berperan dalam mengendalikan virus corona, termasuk masyarakat.

"Itulah kenapa kita harus punya strategi yang komprehensif, manajemen sistem kesehatan yang kuat untuk bisa keluar dari pandemi," ujar dia.

Namun, ia melihat, sektor kesehatan justru bukan menjadi senjata utama dalam penanganan pandemi di Indonesia.

"Apakah berpengaruh? Ya sangat berpengaruh dan berbahaya. Kalau sistem kesehatan tidak diperkuat, kita rawan menghadapi lonjakan pandemi," kata Dicky.

Data terakhir, Selasa (13/7/2021), Indonesia mencatatkan angka kasus harian 47.899. Angka ini kembali menjadi rekor tertinggi kasus harian sepanjang pandemi Covid-19.

Dengan tambahan ini, total kasus Covid-19 di Indonesia berjumlah 2.615.629.

Baca juga: Rapat dengan Luhut, Apa Masukan yang Diberikan Para Epidemiolog?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Tren
Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Tren
100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

Tren
5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

Tren
Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Tren
AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

Tren
Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Tren
10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

Tren
Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Tren
Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Tren
Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Tren
4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com