2. Gunakan alat yang dapat dijadikan tegak lurus pada permukaan yang datar.
Alat dapat berupa bandul, tiang, atau dinding bangunan yang tegak lurus dengan tanah datar.
3. Lakukan proses kalibrasi sejak 5 menit sebelum dan sesudah 16.27 WIB atau 17.27 Wita (waktu puncak).
4. Perhatikan arah bayangan yang terjadi saat waktu puncak. Lalu tarik garis dari ujung bayangan hingga ke posisi alat.
Garis itulah arah kiblat yang sudah dikalibrasi dengan posisi Matahari saat tepat berada di atas Kabah.
Suaidi menuturkan, kondisi ini akan terulang tiap tahunnya pada 26-28 Mei dan 14-16 Juli 2021.
Baca juga: Google Meet Luncurkan Filter dan Efek Terbaru, Ini Cara Menggunakannya
Tidak semua daerah di Indonesia dapat memanfaatkan fenomena Matahari di atas Kabah pada 14-16 Juli untuk memverifikasi arah kiblat.
Hal ini hanya berlaku bagi wilayah Indonesia bagian barat dan tengah.
Adapun daerah yang tidak bisa melakukan pengukuran antara lain: